MALANG – Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia atau ICMI sebagai sebuah wadah cendikiawan muslim di era seperti ini tidak boleh berdiam saja .
“ICMI jangan menunggu sejarah tetapi harus membuat sejarah,” ujar ketua ICMI Jawa Timur, Ulul Albab pada wartawan usai membuka Silaturahmi Kerja Wilayah (Silakwil) ICMI Jawa Timur di Auditorium Universitas Brawijaya Malang, Sabtu (15/2/2025).
Baca juga: Membaca Kejanggalan dalam Gelombang Aksi Massal Agustus 2025
Ditambahkan alumi FIA UB itu, tantangan ICMI saat ini adalah membuat dan melibatkan secara aktif generasi muda atau Genzi.
“Karena saat ini Genzi menjadi yang sangat penting, karena itu ICMI tidak boleh jadi alergi. Namun sebaliknya, harus merangkul mereka ( GenZi) dalam menjawab tantangan dunia yang serba cepat dan berubah ,” ungkapnya.
Karena itulah, ICMI Jawa Timur dapat menjadi agen perubahan.e
Baca juga: ICMI Jatim: Merawat Aspirasi Mahasiswa, Menolak Anarkisme, Meneguhkan Jalan Dialog
"Termasuk dalam kepengurusan ICMI Jawa Timur kedepan, dan mari kita hidupkan ICMI. Jangan anda miskin gara-gara berICMI," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya Malang, Prof. Dr. Widodo mengkritisi ICMI untuk segera beradaptasi dengan perubahan yang terjadi baik dari sisi ekonomi, pendidikan, politik,sosial serta budaya.
"Harus segara merespon dan mengambil peran penting karena tantangan Indonesia saat ini sangat berat,” tandas Prof Widodo.
Baca juga: Dari Lisan Pemimpin ke Ledakan Jalanan
Ia mencontohkan, terkait dengan efisiensi yang berimbas pada tertundanya tunjangan kinerja atau TUKIN Dosen.
"Ini persoalan yang harus segera di cari solusi oleh ICMI dan diharapkan hasil Silatwil yang digelar akan menghasilkan sejumlah masukan bagi pemerintah. Sebab, pendidikan merupakan tanggung jawab dari negara," pungkasnya.
Editor : Diday Rosadi