Pemerintah Australia Apresiasi Komitmen Jatim dalam Penanggulangan Risiko Bencana yang Inklusif

Reporter : Alim Perdana
Tim Stapleton, Minister Counsellor Governance and Human Development dari kedubes Australia di Jakarta, sedang mencoba Virtual Reality cara menyelamatkan diri dari lokasi bencana kebakaran di Taman Edukasi Bencana BPBD Jatim, Jumat (7/2/2025). Foto/AyoJati

SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dinilai sangat berkomitmen dalam mewujudkan pengurangan risiko bencana yang inklusif oleh Pemerintah Australia. Pernyataan ini disampaikan Tim Stapleton, Minister Counsellor for Government and Human Development Kedutaan Besar Australia di Jakarta, saat mengunjungi kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim, Jumat (7/2/2025).

Tim Stapleton saat berdialog dengan Gatot Soebroto, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim, juga mengapresiasi capaian yang telah diraih Pemerintah Jatim melalui pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD).

Baca juga: Tim BPBD Jatim Evakuasi dan Serahkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir Gresik

Dukungan strategis ULD dapat memastikan pendekatan manajemen bencana yang lebih inklusif dan responsif terhadap penanggulangan risiko bencana bagi para penyandang disabilitas di Jawa Timur.

“Saya merasa sangat penting adanya keterlibatan teman-teman disabilitas dalam pembangunan negara. Langkah ini berguna untuk memastikan keselamatan dan keikutsertaan seluruh masyarakat dalam pengurangan risiko bencana,” tutur Tim.

Dalam kunjungannya ke Kabupaten Probolinggo, dia melihat pemerintah daerah di sana membangun toilet pelayanan publik yang ramah disabilitas dengan melibatkan organisasi disabilitas setempat. Pun saat ke Kota Gresik, dia mempelajari tantangan bencana banjir yang dialami para petani di sana.

ULD Jatim dibentuk karena BPBD Jatim ingin ada penyebaran informasi mengenai potensi ancaman bencana kepada seluruh masyarakat Jatim termasuk para penyandang disabilitas. Edukasi dan sosialisasi tentang bencana alam kepada masyarakat berkebutuhan khusus sangat penting dilakukan

“Agar pesan tersampaikan dengan benar sesuai standar kebutuhan masing-masing disabilitas, maka pengelolaan ULD melibatkan langsung teman-teman disabilitas,” ujar Gatot.

Dua perwakilan ULD Jatim yang turut hadir dalam diskusi ini, Joko Widodo dan Maskurun, menyampaikan perubahan apa saja yang terjadi setelah dibentuknya unit khusus tersebut.

“Teman-teman di ULD sudah mampu mensosialisasikan program pengurangan risiko bencana ke organisasi disabilitas maupun sekolah luar biasa yang ada di Sidoarjo,” ungkap Joko, Ketua Forum Organisasi Penyandang Disabilitas (Opdis) Jatim.

Saat ini, mereka berusaha menjangkau daerah terdekat dulu. Di Sidoarjo sendiri terdapat 30 SLB tingkat SD hingga SMA. Rencana berikutnya, kegiatan sosialisasi bencana alam juga akan dilaksanakan di SLB area Surabaya.

Maskurun, Ketua DPD Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Jatim, mengutarakan bahwa para penyandang disabilitas semakin bersemangat untuk belajar mengenai bencana alam.

Bahkan, pada acara perkemahan bagi para penyandang disabilitas rungu baru-baru ini, sudah disosialisasikan dan dipraktikkan penyampaian informasi bencana alam memakai bahasa isyarat antarorang disabilitas rungu.

Tentu, perkembangan ini tidak terlepas dari peran Siap Siaga, yaitu program kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia di bidang Manajemen Risiko Bencana. Siap Siaga telah mampu menyatukan semua instansi yang terlibat dalam penanggulangan bencana.

Untuk itu, BPBD Jatim berharap Siap Siaga sebagai pihak netral dapat membantu mereka dalam banyak hal terkait perbaikan manajemen bencana alam di Jatim di masa mendatang juga.

Saat ini, BPBD Jatim sedang berupaya menyesuaikan Perda Penanggulangan Bencana yang sudah ada dengan perubahan-perubahan peraturan pemerintah terbaru, baik dari Kemendagri atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

BPBD Jatim Menjadi Patokan PB di Indonesia

Ancilla Bere, Koordinator Provinsi Siap Siaga Jatim, menuturkan bahwa Siap Siaga bersama BPBD Jatim dan kabupaten-kabupaten mitra sudah memiliki semangat kemitraan dan kerja sama yang kuat.

Baca juga: Respon Dampak Banjir Situbondo, Kalaksa BPBD Jatim Terjunkan Tim Evakuasi

“BPBD Provinsi Jatim sendiri menjadi benchmarking untuk penanganan bencana di Indonesia,” imbuh Ancilla.

Kerja sama antara Siap Siaga dengan BPBD Jatim sekarang sudah memasuki tahun keenam. Di area Jatim, Siap Siaga memiliki lima kabupaten mitra, yaitu Pacitan, Lumajang, Pasuruan, Sampang dan Malang.

“Saya bisa melihat adanya kemitraan yang bagus antara Siap Siaga dan BPBD Jatim. Maka, melalui Siap Siaga, kami akan terus mendukung BPBD Jatim dan Pemerintah Indonesia dalam memastikan dampak yang berkelanjutan dari upaya manajemen risiko bencana dan perubahan iklim,” kata Tim.

Melalui program Siap Siaga, kedua negara bekerja sama untuk membangun ketangguhan masyarakat terhadap penanggulangan bencana. Selain itu, juga membantu memetakan jalan ke depan untuk membangun kerangka kerja yang lebih sistematis.

Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam menghadapi bencana, terutama masyarakat marjinal, rentan, serta para penyandang disabilitas.

“Pemerintah Australia sangat senang dapat mendukung pemerintah Indonesia. Khususnya, BNPB dan BPBD Provinsi Jatim sebagai salah satu mitra pembangunan utama di bidang pengurangan risiko bencana,” ucap Tim.

Siap Siaga selama ini juga telah berperan penting dalam mempercepat program Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) yang digagas Pemerintah Indonesia. Tujuan dua program itu adalah mempercepat pencapaian Standar Pelayanan Minimal untuk Penanggulangan Bencana (SPM-PB).

Di samping itu, Siap Siaga mendukung inisiasi dan pengembangan regulasi penting terkait manajemen bencana di Jatim. Di antaranya, Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Pemantauan dan Pengawasan SPM-PB serta peraturan turunannya di tingkat kabupaten yang terkait dengan Rencana Aksi implementasi SPM-PB, Pergub tentang Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dan Keputusan Gubernur tentang Klaster Manajemen Bencana dan Klaster Logistik Provinsi.

Baca juga: Taman Edukasi Bencana BPBD Jatim Diminati Masyarakat, Tingkat Kunjungan Terus Meningkat

Melalui upaya-upaya ini, Siap Siaga terus memperkuat ketahanan komunitas dan institusi di Jatim sekaligus mendorong kolaborasi antara lembaga pemerintah, masyarakat sipil, dan kelompok rentan. Salah satunya, mendukung ketangguhan melalui kegiatan mahasiswa perguruan tinggi dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.

Setelah berdiskusi bersama kepala pelaksana dan staf BPBD Jatim, Tim yang kali ini didampingi oleh Glen Askew, Konjen Jenderal Australia di Surabaya, juga menilik Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops).

Di Pusdalops, dapat dilihat dampak nyata dukungan Siap Siaga pada perbaikan sistem manajemen data, infrastruktur komunikasi, dan alur kerja operasional BPBD Jatim serta sistem manajemen bencana Satu Data (Sata).

Perbaikan pengembangan di Pusdalops ini telah secara signifikan memperkuat kemampuan respons bencana Provinsi Jatim, meningkatkan koordinasi dan pengambilan keputusan selama keadaan darurat, yang pada gilirannya memperkuat kesiapsiagaan bencana provinsi.

Selanjutnya, mereka melihat Taman Edukasi Bencana yang terdapat Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina), Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena), diorama kapal, ruang Simulator Gempa, dan Virtual Reality. Mereka bersama Andhika Nurrahmad Sudigda, Sekretaris BPBD Jatim, dan Ancilla Berre mencoba ruang Simulasi Gempa.

Pada ruangan ini, mereka bisa duduk atau berdiri dan platform tempat berpijak yang dilengkapi dengan beberapa perabotan rumah itu akan bergoyang sesuai dengan kekuatan gempa bumi sesungguhnya.

Ketika memasuki Tenpina, rombongan juga berinteraksi dengan perwakilan dari ULD untuk mempelajari inisiatif mereka. Terutama mengenai aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dalam memahami pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan.

Fasilitas-fasilitas tersebut menjadi sarana yang inovatif dan edukatif bagi siswa sekolah dan masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang bencana alam di Indonesia. Lebih penting lagi, untuk membangun komunitas yang tangguh.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru