Paradox City of Surabaya, Peragaan Busana UNIPA Gabungkan Etnik dan Urban Modern

UNIPA Surabaya menegaskan komitmennya dalam mengembangkan kemampuan teknis dan kepekaan budaya mahasiswa.  Foto: Ayojatim
UNIPA Surabaya menegaskan komitmennya dalam mengembangkan kemampuan teknis dan kepekaan budaya mahasiswa. Foto: Ayojatim

SURABAYA – Gelar Cipta Karya Tata Busana Program Studi Pendidikan Vokasional Kesejahteraan Keluarga (PVKK), Fakultas Teknik Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya, Minggu (29/6), menyuguhkan peragaan busana yang memukau.

Bertema "Paradox City of Surabaya," acara tahunan sejak 1987 ini memadukan sentuhan etnik Jawa Timur dengan gaya urban modern di Ballroom Hotel Mercure Surabaya.

Tema tersebut merepresentasikan dualitas Surabaya sebagai kota bersejarah yang terus bertransformasi menjadi pusat perkotaan modern.

Ketua pelaksana, Salsabila Nur Aini, menjelaskan, peragaan busana ini ingin menunjukkan kekayaan sejarah dan budaya Surabaya yang kompleks, yang dapat diinterpretasikan dan diapresiasi melalui seni dan desain.

Koleksi busana yang ditampilkan merupakan interpretasi visual perjalanan panjang Kota Surabaya; dari masa penjajahan, semangat perjuangan, keberagaman etnis, hingga dinamika kehidupan modernnya.

"Perpaduan nilai-nilai tradisional dan sentuhan modern ini menjadi inspirasi bagi kreativitas dan inovasi," kata Salsabila.

Acara ini tak hanya sekadar peragaan busana. Para finalis juga mempresentasikan filosofi desain mereka, mengasah kemampuan komunikasi, storytelling, dan personal branding.

Dosen pembimbing, Agus Ridwan, menjelaskan bahwa pagelaran ini bertujuan menunjukkan kesiapan mahasiswa terjun ke industri fashion.

"Mahasiswa belajar lebih dari sekadar estetika; mereka juga belajar merespons isu sosial dan budaya melalui desain. Ini pembelajaran aplikatif dan relevan dengan kebutuhan industri," terangnya.

UNIPA Surabaya menegaskan komitmennya dalam mengembangkan kemampuan teknis dan kepekaan budaya mahasiswa.

Gelar Cipta Karya Tata Busana 2025 membuktikan bahwa dunia mode bukan hanya soal tren, tetapi juga dialog antara masa lalu dan masa depan, lokalitas dan globalisasi.

Acara yang ditutup dengan antusiasme tinggi dari penonton, tamu undangan, dan pelaku industri kreatif ini, lebih dari sekadar pertunjukan mode; ini perayaan semangat muda yang menjadikan sejarah dan budaya sebagai inspirasi inovasi dan kreativitas.

Editor : Alim Perdana