Kunjungi Lumajang, Menteri Pertanian RI dan PT SGN Dorong Swasembada Gula dari Jawa Timur

Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, didampingi wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak di Lumajang, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025). Foto/HumasPTSGN
Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, didampingi wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak di Lumajang, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025). Foto/HumasPTSGN

LUMAJANG - Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati Lumajang, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, turut mendampingi  Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI), Andi Amran Sulaiman, saat  melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025)

Mentan RI melakukan kunjungan ke Kebun HGU Pg Jatiroto, Lumajang, dalam rangka memperkuat komitmen pemerintah menuju swasembada gula dan ketahanan energi nasional. Kebun HGU Pg Jatiroto, Lumajang merupakan salah satu kebun dengan produktivitas tebu unggul mencapai 240 ton per hektar. Mentan RI melaksanakan panen dan tanam tebu secara simbolis di areal kebun HGU Pg Jatiroto, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pertanian tebu produktivitas tinggi dan peningkatan indeks pertanaman nasional.

Dalam kesempatan tersebut Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, juga dengan tegas menyampaikan dan menekankan urgensi swasembada gula demi ketahanan pangan Indonesia.

"Iklim ekstrem tahun lalu memukul Indonesia hingga defisit. Tidak ada negara bisa bertahan apabila pangan bermasalah, " tegasnya.

“Hari ini jadi milestone, tonggak sejarah dari kebangkitan tebu gula Indonesia. Kami ingin ubah wajah perkebunan Indonesia, tidak ada alasan untuk tidak bangkit dan harus bangkit eksponensial,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa di Jawa Timur 90% pasokan tebu berasal dari tebu rakyat, sehingga peningkatan produktivitas petani menjadi kunci utama swasembada. Dan itu artinya, peran petani dalam sistem produksi tebu nasional sangatlah vital.

“Kami sangat concern terhadap petani. Untuk itu, kami mohon dukungan Bapak Menteri, khususnya dalam hal subsidi pupuk. Dengan dukungan itu, dalam empat tahun ke depan Indonesia bisa swasembada gula konsumsi dan industri. Potensi penghematan APBN bahkan bisa mencapai Rp35–45 triliun,” jelasnya.

“Kami menargetkan peningkatan produktivitas tebu petani dari 5 ton menjadi 8 ton gula per hektare pada 2029. Jika ini tercapai, harga gula petani bisa bersaing dengan gula impor,” tambah Ghani.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, juga berkomitmen mendukung program nasional swasembada gula. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan meluncurkan program KUR khusus (KURsus) petani tebu dengan suku bunga tetap 6 persen. Program tersebut ditujukan untuk memfasilitasi peremajaan kebun (> 25 tahun) dan adopsi varietas unggul yang berpotensi menaikkan rendemen gula per ton tebu dari rata-rata 7 persen menjadi 8 – 9 persen.

Emil juga menyampaikan bahwa  Jawa Timur saat ini menyumbang 55 persen dari total produksi gula nasional dengan luas tanam mencapai 49 persen dari total nasional.

Melalui kerja sama solid antara pemerintah dan BUMN, termasuk PTPN Group dan PT SGN, transformasi pertanian tebu nasional diharapkan terus bergerak ke arah yang lebih produktif, berkelanjutan,dan menyejahterakan.

Didepan Mentan RI, Direktur Utama PT SGN memaparkan roadmap pengembangan kebun tebu berbasis teknologi dan keberlanjutan, serta kontribusi nyata sektor perkebunan terhadap target swasembada gula nasional.

Editor : Amal Jaelani