Sembilan Dekan Unitomo Gelar Forum Dadakan Usai Prof Siti Marwiyah Kembali Dilantik jadi Rektor, Ada Apa?

Sembilan dekan dari berbagai fakultas di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) langsung berkumpul dan menggelar forum dadakan. Foto: Ayojatim
Sembilan dekan dari berbagai fakultas di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) langsung berkumpul dan menggelar forum dadakan. Foto: Ayojatim

SURABAYA - Sembilan dekan dari berbagai fakultas di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) langsung berkumpul dan menggelar forum dadakan, usai Prof Siti Marwiyah dilantik jadi rektor Unitomo untuk kedua kalinya, pada Senin (2/6/2025). Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Tata Negara Fakultas Hukum tersebut resmi menjabat sebagai Rektor untuk periode 2025-2029.

Pelantikan ini menandai komitmen Unitomo untuk terus maju dan bertransformasi dalam menghadapi tantangan pendidikan tinggi di era digital.

Dalam forum yang diadakan setelah pelantikan, sembilan dekan dari berbagai fakultas di Unitomo menyatakan dukungan penuh terhadap kepemimpinan rektor terpilih.

“Kami sepakat untuk mendukung penuh arahan dan visi Rektor dalam memajukan Unitomo, khususnya dalam transformasi kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi komunikasi di era digital," tegas Dr. Harliantara, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unitomo.

Salah satu fokus utama kepemimpinan Prof Siti Marwiyah, lanjut Harliantara, adalah transformasi kurikulum yang berorientasi pada kebutuhan industri dan perkembangan teknologi.

“Transformasi ini penting agar mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga siap mengimplementasikan keilmuan komunikasi secara maksimal di industri yang semakin kompetitif,” ujar legenda radio yang sedang menjalani Associate Professor ini.

Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) sendiri berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian siap pakai sesuai dengan konsentrasi program studi seperti Media Studies dan Corporate Communication.

Hal itu sejalan dengan program terbaru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).

Program “Kampus Berdampak” yang baru saja diperkenalkan merupakan kelanjutan dari gerakan Kampus Merdeka. Program ini menekankan peran perguruan tinggi yang tidak hanya fokus pada pendidikan dan penelitian, tetapi juga aktif berkontribusi pada perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan di masyarakat.

Harliantara mengungkapkan, kampus berdampak mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengatasi masalah nyata di masyarakat, serta mendukung ekosistem riset dan inovasi yang berkontribusi pada pembangunan nasional.

"Ini adalah langkah strategis untuk menjadikan Unitomo sebagai universitas yang berdaya dan berdampak langsung pada dunia usaha dan industri,” ungkapnya.

Konsep universitas berdampak yang diusung Unitomo menegaskan bahwa perguruan tinggi harus menjadi agen perubahan yang aktif, bukan hanya sebagai lembaga pendidikan dan penelitian.

Dengan dukungan penuh dari seluruh fakultas, Unitomo bertekad untuk memperkuat perannya dalam pembangunan nasional melalui inovasi, riset, dan kolaborasi dengan dunia industri.

Editor : Alim Perdana