MOJOKERTO – Memasuki masa giling tebu, apresiasi disampaikan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atas upaya para petani tebu dalam meningkatkan produktivitas gula melalui standarisasi budidaya tebu, penataan varietas dan program bongkar ratoon. Hal tersebut disampaikan oleh Amri Siregar, Komisaris Utama SGN dalam kunjungan kerjanya kerja ke Saung Manis areal perkebunan tebu milik petani tebu PG Gempolkrep di Mojokerto, dalam rangka monitoring dan evaluasi terhadap kesiapan bahan baku tebu (BBT) pabrik gula, pada Jumat 16 Mei 2025.
“Melihat sinergi antara petani tebu dan PG Gempolkrep ini, kami optimistis cita-cita swasembada pangan, terutama gula konsumsi, dapat segera terwujud,” jelasnya.
Dalan kesempatan yang sama, Amri juga berharap ada dukungan dari pemerintah daerah untuk turut mendukung kemajuan dunia per-tebuan nasional agar masyarakat merasakan manfaatnya secara langsung, serta untuk cita-cita swasembada pangan, terutama untuk mencapai target pada tahun 2025. Karena hal terebut menurutnya juga akan berdampak pada kesejahteraan, perputaran yang baik untuk ekonomi lokal.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu perwakilan petani tebu rakyat wilayah PG Gempolkrep, H. Mubin, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan SGN kepada para petani tebu, dan berharap kolaborasi dan dukungan harus terus terjaga.
“Kami merasa bangga dan bersyukur telah menjadi bagian dari benchmarking mitra petani PG lain. Terima kasih atas kunjungan ini. Semoga kehadiran Bapak-Bapak hari ini membawa berkah dan menambah semangat kami untuk bersama-sama menyukseskan swasembada gula 2026,” ungkapnya.
Edy Purnomo General Manager PG Gempolkrep juga menyampaikan bahwa selama ini kolaborasi telah dilakukan SGN dalam upaya menyukseskan swasembada gula 2026. Diantaranya adalah melalui program bantuan IRMAS (Irigasi Manis), program ETERA termasuk akses program kredit usaha rakyat (KUR) Khusus Kluster petani tebu rakyat. Dan hal tersebut juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah.
"Solusi permodalan petani tebu yakni dengan membuka akses KUR Khusus Kluster petani tebu, salah satu kelengkapannya adalah rekomendasi instansi terkait, diharapkan dukungan dan sinergi semua pihak agar kebutuhan modal petani tebu dapat terpenuhi untuk mendukung peningkatan produktivitas gula petani", ungkap Edy.
Sementara itu, Dodik Ristiawan Direktur Operasional SGN turut mengapresiasi kekompakan para petani mitra PG Gempolkrep, yang menurutnya telah menjadi contoh atau benchmarking bagi petani mitra di pabrik-pabrik gula lain di bawah naungan SGN.
“Para petani mitra PG Gempolkrep sangat luar biasa. Kekompakan dan semangat mereka menjadi inspirasi. Kami berharap semangat ini bisa menular ke seluruh wilayah kerja PT SGN,” jelasnya.
Untuk saat ini, Rerata produktivitas tebu petani Mojokerto mencapai 79 ton per hektar dengan total luasan lahan tebu milik petani sebesar 12ribu hektar. Sedangkan target pabrik gula Gempolkrep menggiling tebu milik petani sebesar 950ribu ton tebu.
Editor : Amal Jaelani