SURABAYA – Nama Kapolsek Tambaksari, Kompol Imam Solikin, mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Kecamatan Tambaksari, Surabaya. Sosok yang memiliki satu melati emas di pundak itu memang kerap blusukan di wilayah kerjanya. Tak ayal, namanya begitu populer.
Meskipun menjadi orang nomor satu di Polsek Tambaksari, Kompol Imam tidak segan-segan terjun langsung ke tengah masyarakat. Dia kerap melakukan patroli sambang ke tokoh agama serta memberikan edukasi tentang kenakalan remaja dan himbauan terkait kasus curas, curat, dan curanmor. Hal itu ia lakukan semata-mata untuk mencegah gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
Namun, ada yang lebih menarik jika mengulas lebih dalam tentang Kompol Imam Solikin. Kemarin, Kamis, 6 Maret 2025, tiba-tiba Imam Solikin bertandang ke kampus Universitas Dr. Soetomo (Unitomo).
Di kampus "Kerakyatan dan Kebangsaan" ini, Kapolsek Tambaksari khusus menemui Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Harliantara.
Eits, jangan salah paham dulu! Meski berseragam lengkap Korps Bhayangkara, kedatangan Kompol Imam Solikin ini bukan untuk melakukan penyelidikan terhadap mahasiswa atau berburu bandit. Justru sebaliknya, dia sedang berburu beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2025. Loh, kok bisa?
Kebetulan, Ayojatim.com juga sedang berkoordinasi dengan Harliantara, mengingat selain Dekan Fikom, legenda radio ini juga Pimpinan Redaksi media online Ayojatim.com. Koordinasi tersebut guna mempersiapkan acara Focus Group Discussion (FGD) terkait "Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara" yang dihelat pada Jumat (7/3/2025).
Kompol Imam Solikin menemui Dekan Fikom Unitomo, Harliantara, di ruang kerjanya. Foto/Ali Masduki
Gayung bersambut, kehadiran Kompol Imam Solikin di tengah bincang santai ini cukup memberi angin segar. Di tengah "prahara" Sukatani efek, ternyata masih ada polisi yang berhati mulia. Ada sosok abdi negara yang betul-betul peduli terhadap negara dan rakyat. Imam Solikin salah satunya.
Ayojatim pun penasaran, buat apa sih seorang Kapolsek susah-susah mencari beasiswa KIP? Pengakuan Imam Solikin pun cukup menginspirasi. Kuota beasiswa KIP Kuliah yang dicarinya bukan untuk keluarga atau sanak familinya. Beasiswa tersebut diperuntukkan bagi warga yang tinggal di wilayah hukumnya.
Imam Solikin mengungkapkan, Kecamatan Tambaksari merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Surabaya, dengan tingkat ekonomi masyarakat yang beragam.
Mayoritas warga bekerja di sektor bawah hingga menengah, sehingga tidak banyak lulusan SMA/SMK yang mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Ironisnya, kepadatan penduduk tersebut juga diiringi angka kriminalitas yang cukup tinggi. "Wilayah kami sering menghadapi masalah sosial seperti gengster, judi, dan narkoba. Ini semua dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan,” ungkapnya.
Ia yakin, jika masyarakat kurang mampu dapat mengakses pendidikan tinggi, maka kriminalitas otomatis bisa ditekan.
Kompol Imam Solikin menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan perekrutan langsung ke tingkat bawah melalui Babinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat).
“Kami akan menemui masyarakat yang ingin kuliah tetapi terbentur biaya. Kami siap menyumbangkan tenaga untuk merekrut warga yang membutuhkan,” ujarnya. Hal itu guna memastikan bahwa yang menerima beasiswa benar-benar layak dan memiliki niat yang kuat untuk kuliah.
Kompol Imam Solikin berharap upaya ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengurangi masalah sosial di Kecamatan Tambaksari.
“Pendidikan adalah kunci untuk membawa perubahan. Dengan sinergi antara kepolisian dan perguruan tinggi, kami yakin dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tuturnya.
Kapolsek Tambaksari, Kompol Imam Solikin, dan Dekan Fikom Unitomo, Harliantara, menjajal laboratorium Podcast. Foto/Ali Masduki
Dekan Fikom Unitomo, Harliantara, menyambut baik inisiatif Kapolsek Tambaksari ini. Menurutnya, kepedulian Kompol Imam Solikin terhadap pendidikan patut diapresiasi.
“Saya sangat mengapresiasi Kapolsek yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya pendidikan dan mau mengayomi masyarakat yang masih tertinggal. Apalagi dengan latar belakang warga seperti yang diceritakan, pendidikan sangat diperlukan untuk memutus mata rantai masalah sosial,” ujar Harliantara.
Ia juga menilai sosok Kompol Imam Solikin sebagai contoh nyata bahwa pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap karir seseorang. “Sebagai seorang polisi, beliau pasti berawal dari pendidikan. Ini membuktikan bahwa pendidikan sangat penting. Saya senang ada polisi yang peduli terhadap pendidikan, terutama bagi warganya. Ini juga menjadi tantangan bagi kami untuk berkontribusi lebih,” tambahnya.
Harliantara menjelaskan bahwa Fikom Unitomo membuka kesempatan bagi warga kurang mampu melalui kuota terbatas. “Kami memulai dengan kuota 100 mahasiswa terlebih dahulu. Jika berhasil, program ini bisa dilanjutkan dan diperluas,” ujarnya.
Selain memberikan kesempatan kuliah bagi warga kurang mampu, Fikom Unitomo juga akan bersinergi dengan Polsek Tambaksari dalam meningkatkan keterampilan komunikasi anggota kepolisian.
“Kami akan memberikan pelatihan keterampilan berkomunikasi, public speaking, dan kemampuan komunikasi masyarakat bagi anggota Polsek Tambaksari. Ini penting untuk meningkatkan profesionalisme dan pelayanan mereka kepada masyarakat,” jelas Harliantara.
Kerjasama ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga bagi kepolisian dalam menjalankan tugasnya. “Dengan keterampilan komunikasi yang baik, polisi dapat lebih efektif dalam menyampaikan informasi dan membangun hubungan dengan warga,” tandasnya.
Program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi wilayah lain di Surabaya, menunjukkan bahwa kolaborasi antara instansi pemerintah dan perguruan tinggi dapat memberikan solusi nyata bagi permasalahan sosial dan pendidikan di masyarakat.
Sebagai informasi, Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2025 hadir untuk mendukung siswa SMA/SMK yang berkeinginan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi namun terkendala masalah finansial. Program ini menyediakan bantuan biaya pendidikan, termasuk pembebasan biaya UTBK-SNBT dan tunjangan biaya hidup.
Editor : Alim Perdana