ayojatim.com skyscraper
ayojatim.com skyscraper

Gus Abid Bacakan Deklarasi Santri Anti Narkoba

Gus Abid bersama Kepala BNN Jawa Timur Brigjen Pol Awang Joko Rumitro saat kegiatan rangkaian 1 Abad Ploso. foto: mau/fjn
Gus Abid bersama Kepala BNN Jawa Timur Brigjen Pol Awang Joko Rumitro saat kegiatan rangkaian 1 Abad Ploso. foto: mau/fjn

KEDIRI – Rangkaian kegiatan 1 Abad Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo, Kediri terus digelar, salah satunya Silaturahmi Kamtib Pesantren Nusantara. Acara ini dihadiri sebanyak 1.200 personel keamanan pesantren se-Nusantara, pada 28 Desember 2024.

Dalam kegiatan itu juga digelar deklarasi santri anti narkoba. Naskah deklarasi santri anti narkoba dibacakan oleh Gus Mohammad Abid Umar, keluarga Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri.

Gus Abid adalah putera KH. Umar Faruq, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Ploso, Kediri. Ia salah satu Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor.

"Deklarasi ini bentuk komitmen santri untuk memerangi narkoba. Kami siap memerangi narkoba bersama aparat penegak hukum (APH), baik di dalam mau pun di luar pesantren. Salah satunya dengan upaya pencegahan, diantaranya dengan sosialisasi," kata Gus Abid, dalam keterangannya, Senin (30/12/2024).

Fathurahman, penanggung jawab kegiatan mengatakan, acara ini tidak hanya membahas persoalan teknis, tetapi juga bertujuan memperkuat ukhuwah Islamiyah antar pesantren.

“Kegiatan ini fokus pada dua hal utama, yaitu antisipasi narkoba di pesantren dan penanganan bullying tanpa kekerasan. Namun, yang lebih penting lagi adalah memperkuat silaturahmi antar pesantren,” jelasnya.

Menurut dia kegiatan ini berakar pada tema besar peringatan 1 Abad Ponpes Al Falah Ploso, yaitu ‘Melestarikan Ngaji, Meneguhkan Khidmah Al Falah untuk Bangsa’.

“Tema ini cermin semangat Pondok Pesantren Al Falah Ploso dalam menjaga tradisi pesantren salaf sekaligus menghadapi tantangan zaman,” ucapnya.

Kepala BNN Jawa Timur Brigjen Awang Joko Rumitro, mengungkapkan berbagai langkah yang bisa diambil pesantren untuk melindungi para santri dari ancaman narkoba.

Menurut Brigjen Awang, selain menyerang kalangan santri juga banyak menyerang oknum polisi.

“Seperti kanit sabhara Polsek Ngancar Kabupaten Kediri yang baru saja diamankan. Saya juga pantau di pemberitaan peredarkan narkoba di Kediri Raya semakin parah. Ini bukan hanya tanggungjawab BNN, tetapi juga tokoh masyarakat dan ulama,” jelasnya

Permasalahan berat yang sedang dihadapi BNN antara lain di Indonesia ada 900 kampung narkoba.

”Kita saat ini sedang perang melawan narkoba. Dari data yang ada, ada 1261 jenis narkoba, dimana 172 sudahah masuk di Indonesia. Pokoknya keamana pondok kalau ada santri-santri yang mulai aneh-aneh dengan gejala seperti penyalahgunaan narkoba segera diankan saja. Salah satu alasan di kalangan santri adalah biar ngajinya kuat. Tadi saat saya sowan Gus Kautsar marah besar dengan fenomena ini dan titip pesan kepada kami untuk menanggulangi,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Pondok Pesantren Al Falah Ploso akan genap berusia 1 abad pada 1 Januari 2025. Pesantren ini didirikan pada 1 Januari 1925 oleh KH Ahmad Djazuli Usman, seorang ulama besar yang juga pernah menempuh pendidikan kedokteran di STOVIA sebelum melanjutkan rihlah ilmiahnya ke berbagai pesantren di Nusantara dan Mekkah.

Kini, di bawah asuhan KH Nurul Huda Djazuli, Ponpes Al Falah Ploso tetap teguh sebagai pelopor pendidikan berbasis salaf dengan pengajian kitab-kitab tradisional.

Acara ini menjadi momentum penting untuk menegaskan komitmen pesantren dalam melestarikan tradisi keilmuan sekaligus merespons persoalan-persoalan kontemporer.

Silaturahmi Kamtib Pesantren Nusantara diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam memperkuat sinergi antar-pesantren untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi para santri.

Editor : Diday Rosadi