ayojatim.com skyscraper
ayojatim.com skyscraper

XL Axiata Ungkap Tantangan Industri Telekomunikasi, Bukan Hanya Antar Operator!

’Industri telekomunikasi Indonesia ke depan tetap akan sangat menantang. Bahkan sepertinya tidak akan menjadi lebih ringan untuk dilalui. Foto: Ilustrasi/AI
’Industri telekomunikasi Indonesia ke depan tetap akan sangat menantang. Bahkan sepertinya tidak akan menjadi lebih ringan untuk dilalui. Foto: Ilustrasi/AI

SURABAYA - Industri telekomunikasi Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks di masa depan, dengan persaingan yang ketat dan ketidakjelasan regulasi yang berpotensi menghambat pertumbuhan.

XL Axiata, sebagai salah satu operator terkemuka, menyadari tantangan ini dan berupaya untuk mengatasinya melalui strategi inovatif dan kolaborasi dengan pemerintah.

Persaingan yang Semakin Ketat:

XL Axiata menghadapi persaingan yang semakin ketat dari operator lain, serta dari pemain baru seperti Starlink yang menawarkan teknologi internet satelit. Persaingan ini mendorong XL Axiata untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan agar tetap kompetitif.

Ketidakjelasan Regulasi:

Ketidakjelasan regulasi mengenai layanan internet ilegal (RT/RW Net), OTT (Over The Top), dan biaya regulasi menjadi tantangan besar bagi XL Axiata.

Praktik RT/RW Net merugikan operator dan pelanggan, sementara OTT menikmati keuntungan besar tanpa menanggung beban yang sama dengan operator.

Beban Regulasi yang Tinggi:

XL Axiata juga menghadapi beban regulasi yang tinggi, termasuk biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHP) yang mencapai 13-14% dari pendapatan kotor. Beban ini dianggap terlalu tinggi dan menghambat pengembangan jaringan, terutama di wilayah pelosok.

Solusi dan Harapan:

XL Axiata berharap pemerintah dapat menciptakan iklim yang positif dan sehat untuk industri telekomunikasi dengan:

1. Menerapkan regulasi yang adil dan transparan:

Regulasi yang seimbang dan tegas diperlukan untuk menciptakan persaingan yang sehat di antara operator dan pemain baru seperti Starlink.

2. Memperhatikan beban regulasi:

Banyuwangi Citizen 2024

Pemerintah diharapkan dapat menurunkan beban regulasi yang dibebankan kepada operator, termasuk biaya BHP, untuk mendorong pengembangan jaringan dan layanan yang lebih terjangkau.

3. Melakukan lelang frekuensi yang adil:

Harga awal yang minim dan faktor pengurang dalam lelang frekuensi akan membantu memastikan kelayakan ekonomis bisnis operator dan mendorong pengembangan jaringan di wilayah pelosok.

4. Memberantas praktik RT/RW Net:

Pemerintah perlu mengambil tindakan tegas untuk mengatasi praktik ilegal ini yang merugikan operator dan pelanggan.

5. Menerapkan regulasi yang adil untuk OTT:

Regulasi diperlukan untuk memastikan OTT juga menanggung beban yang sebanding dengan operator, seperti biaya BHP dan pajak.

XL Axiata berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan pemain industri lainnya untuk membangun ekosistem telekomunikasi yang sehat dan berkelanjutan.

Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir mengatakan, industri telekomunikasi Indonesia ke depan tetap akan sangat menantang. Bahkan sepertinya tidak akan menjadi lebih ringan untuk dilalui.

Kompetisi antar-operator akan terus ketat, berkembangnya selera dan kebutuhan pelanggan dan masyarakat juga akan sangat mempengaruhi arah strategi bisnis.

"Selain itu, kami juga harus menghadapi munculnya pesaing baru yang membawa teknologi baru, seperti Starlink dan sejenisnya. Di saat yang sama, sejumlah persoalan hingga saat ini belum jelas penanganannya, pun belum jelas aturannya, padahal sangat berpotensi mengganggu jalannya bisnis secara industri," terangnya.

Meskipun XL Axiata menghadapi tantangan yang kompleks di industri telekomunikasi Indonesia, namun dengan strategi yang tepat, kolaborasi dengan pemerintah, dan komitmen untuk berinovasi, XL Axiata yakin dapat mengatasi tantangan ini dan terus memberikan layanan berkualitas kepada pelanggan.

Editor : Alim Perdana