SURABAYA - Deklarator Banteng Ketaton Jawa Timur, Saridin Widodo, mempertanyakan kepercayaan diri pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji, dalam menghadapi Pilwali 2024, meskipun mereka akan berhadapan dengan kotak kosong.
Romo Saridin menilai bahwa dukungan dari belasan partai politik (parpol) justru melemahkan kekuatan politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Surabaya.
"Sepertinya Eri Cahyadi-Armuji tidak percaya diri, sehingga fenomena dukungan belasan parpol ini bisa menjadi bumerang nantinya," ungkap Romo Saridin.
Ia menjelaskan bahwa PDIP adalah partai besar dengan akar rumput yang solid, termasuk barisan Banteng Ketaton yang sejak tahun 2020 menjadi kekuatan loyalis PDIP dengan pergerakan 'gorong-gorong' untuk mengusung calon dari partai sendiri.
"Saat ini masyarakat Surabaya sudah cerdas secara politik dalam melihat sosok pemimpin," tambah Romo Saridin.
Ia menilai bahwa kontestasi calon tunggal melawan kotak kosong bukan lagi tren dalam memenangkan strategi politik. Romo Saridin bahkan berspekulasi bahwa kemenangan kotak kosong bisa terjadi, dan jika Eri-Armuji menang, kemenangan tersebut bukan hasil perjuangan partai.
"Kalau sudah begitu, Eri-Armuji tidak lagi mengemban marwah partai. Malah terkesan memetingkan syahwat kekuasaan belaka," tegasnya.
Romo Saridin menekankan bahwa kader-kader terbaik PDIP telah membawa Surabaya dengan identitas kepemimpinan yang kuat, seperti era Bambang Dwi Hartono (Bambang DH) dengan kebijakan pendidikan gratis, Tri Rismaharini dengan gaya keibuan yang sukses menata kota, dan Whisnu Sakti Buana (almarhum) yang menjadikan Surabaya beridentitas dengan budaya dan pelestarian sejarah.
"PDIP berani mengusung dan memenangkan calon sendiri. Sedangkan kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji belum terlihat dan dirasakan manfaatnya bagi warga Surabaya," tandas Romo Saridin.
Tercatat 17 parpol di Surabaya telah menyatakan dukungan kepada pasangan Eri Cahyadi-Armuji yang diusung oleh PDIP. Jika tidak ada calon lain, pasangan ini dipastikan akan berhadapan dengan kotak kosong dalam masa coblosan mendatang.
Editor : Alim Perdana