Ngobrol Aja Gak Cukup, Yuk Pahami Seni Berkomunikasi!

Ilustrasi Komunikasi. Foto/Ayojatim
Ilustrasi Komunikasi. Foto/Ayojatim

Opini Ayo Jatim 

Pernah nggak sih, ketemu sama orang yang komunikasinya membuat kita betah ngobrol lama-lama? Bukan hanya karena topiknya menarik, tapi karena cara ngomongnya enakbanget buat didengar. Nah, pagi ini saya baca postingan di Threads dari salah satu penyiar radio hits Indonesia, yang bahagia banget gara-gara pengalamannya ketemu driver rental mobil di Malang yang komunikatif dan seru.

Ceritanya, si mas penyiar ini lagi pingin makan bakso Malang. Dia langsung bertanya ke bapak driver, dan yang membuat spesial adalah bagaimana bapak driver ini memberikan pilihan.

Mau bakso yang terkenal? Ada! Mau yang enak? Bisa juga! Atau mungkin kalau mau makan bakso di sekitar tempat si mas penyiar mau meeting, bapak driver siap mengantar ke bakso yang enak. Respon bapak driver ini dinilai nggak ribet, jelas, intonasinya asik, sopan, dan yang paling penting: punya inisiatif dalam memberikan rekomendasi tanpa harus ditanya berulang-ulang.

Cerita ini relate banget sama yang sedang saya jalankan sekarang. Kebetulan, saat ini saya juga sedang membantu menjalankan salah satu bisnis rental mobil di Surabaya, dan hal yang selalu saya tekankan ke tim adalah: komunikasi itu penting banget, nggak bisa diabaikan. Apalagi, di bisnis seperti ini, customer itu rajanya, ya kan?

Komunikasi yang baik itu bukan hanya dikhususkan untuk tim driver yang sedang mendampingi customer pas lagi di jalan, tapi juga untuk tim back office. Contohnya, tim admin dan keuangan.

Salah satu hal krusial yang sering dianggap remeh adalah waktu dan cara menagih pembayaran invoice. Belum apa-apa sudah ngejar seperti debt collector, akibatnya customer pasti jadi ngerasa nggak nyaman. Harus diingat, timing dan cara penyampaian itu kunci. Jangan sampai customer jadi merasa tidak dihargai garagara salah cara menagih

Tapi, sebenarnya apa sih yang membuat sebuah komunikasi bias dikatakan baik? Simple saja: komunikasi nggak cuma soal bicara, tapi juga soal perilaku, gaya bahasa yang dipilih, bahasa tubuh yang pas, dan cerdas dalam menjaga emosi. Bahkan, empati itu perlu banget. Kalau kita bisa mengerti perasaan dan kondisi orang yang kita ajak bicara, otomatis obrolan jadi lebih menyenangkan dan tidak kaku. Plus, rajin-rajin lah mengupdate informasi dan meng-upgrade diri, karena pelanggan suka kalau kita kelihatan "tahu" dan peduli dengan kebutuhan mereka.

Jadi, intinya, ngobrol itu nggak cuma asal ngomong. Ini soal bagaimana membuat orang yang mendengar merasa dihargai, nyaman, dan ingin melanjutkan ngobrol terus dengan kita. Kalau sudah sampai di titik ini, Selamat! Kita sudah paham rahasia komunikasi yang membuat orang lain nyaman.

 

  • PENULIS adalah :
    Sulistyawati, ST, M.Si merupakan lulusan S1 Teknik Industri UPN "Veteran" Surabaya dan melanjutkan studi Magister (S2) di bidang Studi Media dan Komunikasi di Universitas Airlangga. Memulai karier sebagai Marketing dan Event di salah satu radio di Surabaya, kemudian berlanjut ke dunia PR & Marketing Communication di sektor hospitality di Bali. Saat ini aktif bekerja di sebuah perusahaan konsultan di Surabaya serta tetap menjalankan peran sebagai Event Organizer.

Editor : Redaksi