Didik Cako, Sosok Pengusaha Muda Dibalik Batik Tulis Canteng Koneng Sumenep yang Inovatif

Didik Cako saat menerima kunjungan mahasiswa di workshop Batik Tulis Canteng Koneng Sumenep. Foto/Didik Cako
Didik Cako saat menerima kunjungan mahasiswa di workshop Batik Tulis Canteng Koneng Sumenep. Foto/Didik Cako

SUMENEP - Sosok ini sukses dan menjadi motivator bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Timur. Selain dikenal sebagai pengusaha batik, sosok seorang Didik Haryanto ini ternyata memiliki ceritanya sendiri tentang batik tulis yang ditekuninya saat ini.

Beberapa hasil karya miliknya diakui secara nasional, bahkan dunia. Corak batik tulis miliknya dengan warna-warna mencolok, seolah menegaskan komitmennya pada nilai-nilai batik warisan leluhurnya.

Beberapa karya Batik Tulis Canteng Koneng miliknya, berhasil menarik perhatian beberapa tokoh seperti Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dadak, juga presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Kisah Sukses seorang Didik Haryanto, memang tidak instan. Ia memulainya dari bawah, hingga saat ini berhasil menjadi referensi atau rule modele bagaimana Batik Tulis Sumenep menjadi salah satu batik yang diperhitungkan dikancah nasional.

"Pada saat 2011 saat merintis, jujur tidak mudah. Berproses, berdarah-darah bagaimana membuat batik yang berkarakter, tapi juga tidak meninggalkan nilai-nilai filosofinya," ungkapnya.

Pendidikan dan pengalaman Didik Haryanto Owner Batik Tulis Canteng Koneng.

Didik Cako lahir dari keluarga sangat sederhana di pesisir pantai desa Pakandangan Barat, Kecamatan Bluto, Sumenep Madura. Setelah mengenyam pendidikan dasar di SDN Pakandangan Barat I, dia melanjutkan pendidikannya ke sebuah pesantren modern di Islamic Boarding School Nurul Huda Pakandangan Barat. Dari pesantren ini, naluri dan kemampuan leadership, dan public speakingnya diasah. Dengan beragam pengalaman akhirnya ia mampu menjadikan dirinya sebagai salah satu tokoh pengusaha batik yang dibanggakan.

Pria yang akrab disapa Didik Cako (Canteng Koneng) ini memulai usaha justru bidang yang tidak ada hubungannya dengan batik. Karir usahanya dimulai dari menjadi seorang pengepul atau pengadaan tembakau kering di gudang merk rokok ternama PT. Gudang Garam pada tahun 1999 lalu, hingga ia memutuskan menikah pada tahun 2005.

Karena desakan kebutuhan hidup yang kian meningkat, dengan sangat terpaksa Ia memberanikan diri membuka usahanya sendiri, namun masih sebagai distributor barang dan jasa di Pasar Anom Sumenep. Proses ini berlangsung selama satu tahun lamanya.

Naluri sebagai pebisnis pun tumbuh, dan merasa tidak puas dengan usaha yang dijalani saat itu, pada awal tahun 2006 lalu, Ia pun akhirnya memutuskan untuk mengadu nasib ke Bandung Jawa Barat. Di kota tersebut Didik membuka peluang usaha barunya sebagai distributor rumput laut. Usaha tersebut ia rintis dari nol, hingga berhasil memiliki karyawan lebih dari 100 orang. Namun, ternyata itu tak berlangsung lama. Pada tahun 2009, ujian menimpa keluarganya. Dimana ia dan istrinya harus kehilangan anak ke dua mereka yang meninggal pada saat dilahirkan. Dua tahun beerikutnya, tepatnya pada tahun 2011 akhirnya dengan sangat berat hati Didik kembali ke tanah kelahirannya yakni Sumenep.

Pasca kepulangannya tersebut, justru ia berpikir kembali bagaimana ekonomi keluarganya bisa berhasil. Saat itu pula ia akhirnya memilih batik tulis sebagai bisnis barunya. Lingkungan masa kecilnya di desa Pakandangan, memang dikenal sebagai penghasil batik berkualitas tinggi. Namun, menilai pola design dan pemasaran yang ada saat itu masih konvensional. Mulailah ia berinovasi membuat desain batik tulis yang lebih modern dan berani.

Upayanya berbuah manis, sejak saat itu pula banyak tokoh yang tertarik dengan konsep design batiknya. Hingga pada akhirnya, ia berhasil mendapatkan penghargaan yang dari Bupati Sumenep, sebagai Tokoh Pemuda Berprestasi, pada tahun 2018 lalu.

Tak cukup sampai disitu, usahanya Batik Tulis Canteng Koneng kembali mencuri perhatian dan mendapatkan penghargaan spektakuler yang cukup membanggakan, yaitu Madura Wards 2021 Anugerah Kategori Pelaku IKM Paling Produktif Terbaik Se-Madura yang di laksanakan oleh Jawa Pos Radar Madura.

"Harapan saya kepada para pengrajin batik tulis di Sumenep ini, terutama kaum mudanya. Jangan hanya mengandalkan batik pada teknik yang monoton, tapi juga bisa mengembangkan konsepnya sesuai jaman, dan bisa melakukannya dengan sepenuh hati dan jiwa," pungkasnya.

Hingga saat ini, beberapa tokoh nasional menggunakan karya batik tulisnya. Tak hanya digunakan sebagai pakaian kebanggaan saat acara-acara resmi, karya-karya Batik Conteng Koneng juga diminati oleh beberapa fashion designer yang mengaplikasikan batik tulis Sumenep tersebut sebagai karya rancangan mereka di beberapa Event lokal ataupun nasional. Bahkan, Batik Tulis Conteng Koneng juga sudah menjadi pilihan para tokoh Madura sebagai cindera mata dan oleh-oleh khas Sumenep untuk tamu-tamu mereka.

Batik sendiri adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang masuk ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO (UNESCO Intangible Cultural Heritage List).

Editor : Amal Jaelani