SITUBONDO – Kepedulian nyata kembali ditunjukkan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) melalui unit usahanya, Pabrik Gula (PG) Assembagoes. Menyusul gempa bumi yang mengguncang Kecamatan Banyuputih, Situbondo, perusahaan BUMN ini turun langsung menyalurkan paket sembako bagi warga terdampak.
Bantuan tersebut dipimpin oleh Mulyono, General Manager PG Assembagoes, yang menyerahkan paket sembako di posko induk kedaruratan bencana di Kantor Kecamatan Banyuputih. Dengan koordinasi perangkat desa, distribusi berlangsung tertib dan tepat sasaran.
Baca juga: Strategi Hilirisasi Tebu: Rp 1,6 Triliun untuk Replanting, Petani Jawa Timur Jadi Prioritas
“Bantuan ini adalah wujud nyata program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT SGN. Kami hadir untuk meringankan beban warga di empat desa yang terdampak gempa,” ujar Mulyono.
Setiap paket berisi beras, minyak goreng, gula, mie instan, serta kebutuhan pokok lainnya—bantuan yang diharapkan mampu memberi nafas lega bagi masyarakat yang sedang berjuang di masa pemulihan.
Lebih dari sekadar bantuan materi, Mulyono menegaskan bahwa kehadiran SGN adalah komitmen jangka panjang. “Pabrik Gula tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga menjaga keberlanjutan hubungan dengan masyarakat sekitar. Di saat sulit seperti ini, kami ingin hadir untuk menguatkan,” imbuhnya.
Yunianta, Sekretaris Perusahaan PT SGN, menambahkan bahwa aksi sosial ini merupakan cerminan komitmen SGN sebagai Subholding Komoditas Gula BUMN. “Kami ingin keberadaan SGN benar-benar membawa manfaat, terutama ketika masyarakat menghadapi situasi darurat,” ujarnya.
Baca juga: PT Sinergi Gula Nusantara Raih Penghargaan “The Most Committed GRC Leader 2025"
Warga penerima bantuan menyambut penuh rasa syukur. Bagi mereka, uluran tangan SGN tidak hanya membantu kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menghadirkan semangat kebersamaan dan gotong royong di tengah duka pascagempa.
Langkah SGN ini diharapkan mampu menginspirasi lebih banyak pihak untuk bergerak bersama. Sebab, setiap kepedulian yang terjalin bukan hanya meringankan beban korban, tetapi juga menyalakan harapan baru bagi Situbondo untuk bangkit lebih kuat.
Editor : Amal Jaelani