SURABAYA - Sederetan lagu klasik mengalun merdu dari pasangan kolaborasi pianis Indonesia Ari Sutedja dan vocalis bass Christophoros Stamboglis di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Sabtu (27/9/2025).
Konser dibuka dengan alunan piano oleh Ari Sutedja menyajikan lagu berjudul Tembang Alit karya Jaya Suprana, yang menghadirkan perpaduan irama budaya Jawa dan Bali.
Selanjutnya, sejumlah lagu mengalir apik, di antaranya Vergin, tutto amor karya Francesco Durante, Bois épais karya Jean-Baptiste Lully, Du bist wie eine Blume karya Robert Schumann, O wüsst ich doch karya Johannes Brahms, serta Ständchen karya Franz Schubert.
Ratusan pengunjung Konser Musik Klasik Internasional yang memenuhi gedung pun dibuat terpesona dengan kekuatan vocal bass yang dipadu kepiawaian jemari Ari Sutedja menari di atas barisan tuts piano.
Meski mungkin sebagian penonton tidak sepenuhnya mengerti arti lirik lagu yang dinyanyikan dalam bahasa asing, yaitu Itali dan Jerman, namun musik sebagai bahasa universal dapat dinikmati melalui alunan nada dan irama.
Tak hanya irama vocal Christophoros yang berhasil memukau para pengunjung, duet pianis Ari Sutedja dan Elmira David dalam irama musik klasik juga tampil memikat.
Di sesi kedua pertunjukan musik ini, Christophoros menyanyikan sejumlah lagu yang pernah dipopulerkan Frank Sinatra, di antaranya Strangers in The Night gubahan Bert Kaempfert, yang dipopulerkan tahun 1966 dan My Way di tahun 1969.
Ekspresi sekaligus kekuatan vocal Christophoros makin jelas dalam alunan lagu tersebut, selain juga karena kedua lagu tersebut telah akrab di telinga audiens. Aplaus dari audiens pun makin riuh menutup perjalanan konser usai kedua lagu ini dinyanyikan.
Sebelum hadir di Kota Pahlawan ini, Christophoros Stamboglis telah kerap tampil di berbagai negara. Di antaranya, London, New York, Paris, Genewa, Madrid dan kota-kota lain di penjuru dunia. Di Indonesia, ini adalah kunjungan kedua. Tahun 2024, ia datang dan membawakan lagu dalam genre yang sama, yaitu irama klasik di Denpasar, Bali.
Christophoros mengaku senang membawakan genre lagu klasik di Kota Surabaya, justru karena genre ini belum banyak dibawakan oleh para penyanyi Indonesia, khususnya di Surabaya. Ini menjadi tantangan baginya untuk mengajak para penyanyi dan pecinta musik klasik agar tidak ragu-ragu membawakan genre ini.
Tak hanya menyajikan lagu dalam genre klasik, ia juga menyedia waktu khusus, seusai pertunjukan musiknya, untuk berbagi ilmu dalam Master Class.
Hal ini juga menjadi pilihan bagi Heri Lentho, sebagai penggagas konser, saat mengajak sang vocalis tampil di Surabaya.
"Dia vocalis dengan karakter bass yang termasuk jenis vocal yang jarang. Dia tidak hanya menyajikan musiknya untuk memperkenalkan tetapi juga mau berbagi ilmu, mengajari para pecinta musik dalam Master Class," ucap pendiri Surabaya Juang ini.
Kehadiran aneka genre musik di Kota Surabaya ini tentu akan menambah wacana dan warna musik yang dihadirkan sekaligus menjadi energi baru bagi para musisi dan audiens masyarakat kota dalam bermusik dan menikmati musik.
Editor : Amal Jaelani