MAGELANG – Anggota DPR RI dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menekankan pentingnya industri rokok sebagai pilar ekonomi nasional, meskipun menghadapi regulasi yang semakin ketat dan kesadaran masyarakat akan bahaya kesehatan akibat merokok.
Dalam kunjungannya ke pabrik rokok HS di Magelang, Minggu (29/6), Bamsoet menyoroti kontribusi signifikan sektor ini terhadap pendapatan negara dan penyerapan tenaga kerja.
Lebih dari 6 juta orang, mulai dari petani tembakau dan cengkeh hingga pekerja pabrik dan pedagang, menggantungkan hidup pada industri ini.
Baca juga: Bamsoet Ajak Publik Dukung Danantara Sebagai Motor Penggerak Baru Ekonomi Nasional
"Industri rokok memiliki peran kompleks. Di satu sisi, kontribusinya besar, di sisi lain, tantangan kesehatan dan regulasi menuntut inovasi," ujar Bamsoet.
Ia merujuk data Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan yang menunjukkan penerimaan negara dari cukai hasil tembakau (CHT) pada 2024 mencapai lebih dari Rp 232 triliun, sekitar 9-10ri total pendapatan negara. Dana ini, melalui DBH CHT, mendukung program publik seperti JKN.
"Sektor ini juga membuka jutaan lapangan kerja, dari buruh pelinting hingga petani dan distributor," tambah Bamsoet.
Baca juga: Bamsoet Ketemu Luhut, Bahas Apa Ya?
Namun, ia mengakui adanya tantangan. Kenaikan tarif cukai 10% pada 2024 memicu kekhawatiran meningkatnya rokok ilegal. Ditjen Bea dan Cukai mencatat penggagalan penyelundupan lebih dari 600 juta batang rokok ilegal di 2023, dengan potensi kerugian negara Rp 820 miliar.
Tekanan dari kampanye anti-tembakau dan wacana revisi PP 109/2012 yang memperluas larangan iklan dan promosi rokok juga menjadi perhatian.
"Kebijakan perlu adil, akomodatif, dan berbasis data. Bukan hanya pengendalian konsumsi, tapi juga menjaga keberlangsungan ekonomi dan perlindungan masyarakat yang bergantung pada industri ini," pungkas Bamsoet.
Baca juga: Sidang Paripurna Akhir Masa Jabatan MPR 2019-2024
Kunjungan Bamsoet ke pabrik rokok HS, yang memproduksi rokok kretek dengan berbagai varian rasa, juga menunjukkan perhatian terhadap produsen rokok legal dalam menghadapi persaingan dengan produk ilegal.
Editor : Alim Perdana