Alumnus Ubaya Bagikan Cara Cegah Keracunan Obat pada Anak

ayojatim.com
Dr. Imaina Widagdo. Foto: Ayojatim/Dok Pribadi

SURABAYA – Beberapa waktu lalu, marak fenomena keracunan obat yang dialami oleh anak-anak usia balita di Indonesia. Negara lain seperti di Australia pun juga mengalami kejadian yang serupa.

Menanggapi hal tersebut, peneliti di Quality Use of Medicines and Pharmacy Research Centre, University of South Australia., Dr. Imaina Widagdo, membagikan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah keracuan obat pada anak.

Baca juga: Ubaya Tuan Rumah Closing POMPROV III Jatim 2025, Unggul di Tiga Cabang Olahraga

Alumnus Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) itu menyebut, keracunan seringkali disebabkan anak yang tidak sengaja menemukan obat di tempat sembarangan.

“Anak-anak punya kebiasaan suka memasukan barang ke mulut. Jika yang dimasukan adalah obat, mereka bisa saja mengonsumsinya dengan dosis yang tidak tepat. Untuk itu, obat harus disimpan di tempat aman dan jangan ditaruh bersama dengan makanan agar anak tidak keliru. Selain itu, pengecekan kadaluwarsa obat juga penting dilakukan,” jelasnya.

Kesalahan pemberian dosis obat pada anak juga menjadi faktor keracunan. Hal ini dikarenakan tubuh anak masih dalam proses pertumbuhan, sehingga dapat memberikan reaksi yang berbeda pada obat tertentu. Untuk itu, orang tua perlu mendapat edukasi dari apoteker tentang cara mengukur dosis obat yang benar.

Baca juga: Rayakan Hari Teh Internasional, Mahasiswa DKV Ubaya Ubah Ratusan Kantong Teh Bekas jadi Media Lukis

Pengukuran dosis tidak boleh menggunakan sendok makan atau sendok teh karena dosis obat bisa berlebihan atau kurang.

Alat yang tepat adalah sendok takar atau sepuit (syringe) dengan ukuran mililiter yang sudah terstandar, sehingga dosis yang diberikan tepat dan aman sesuai petunjuk yang diberikan tenaga medis.

Imaina menambahkan, jika anak diduga mengalami keracunan obat seperti tidak sengaja minum obat kadaluwarsa atau obat milik orang tua, segera konsultasikan ke tenaga kesehatan terdekat untuk mendapat arah pertolongan pertama yang tepat.

Baca juga: Curhat ke ChatGPT? Dosen Ubaya Ingatkan Risiko dan Beri Alternatif

Namun, apabila menunjukkan gejala parah seperti susah bernapas atau diare berkelanjutan, harus segera dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

“Anak yang sudah pernah mengalami keracunan obat bisa saja mengalaminya kembali. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan pencegahan-pencegahan yang bisa dilakukan,” pungkas Dosen Kasual Magister Farmasi Klinis Ubaya itu.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru