SUMENEP – Ditengah kondisi alam yang gersang, menanam sayur saat ini bukan lagi menjadi penghalang. Karena, menanam sayuran bisa dengan proses Hidroponik, dimana kondisi tanah bukan lagi menjadi hambatan. Tren pertanian modern, saat ini memang semakin diminati. Hal terseut disampaikan Sigit, yang merupakan salah seorang petani Hidroponik, di Prenduan, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Sigit menjelaskan bahwa proses Hidroponik baginya berbeda dengan pertanian konvensional. Dengan metode hidroponik yang terbukti efisien dan ramah lingkungan. Ia juga menyampaikan bahwa dirinya dan timnya, sudah hampir 3 bulan ini mencoba untuk bertani sayuran hidroponik di Madura.
Baca juga: Lebih dari 20 Tahun, 3 Perempuan Petani Perjuangkan Hak Tanah: Kisah Keteguhan dan Harapan
Dan menurutnya, karena selain karena efisien, bertani dengan metode hidroponik dianggap lebih praktis dan mneguntungkan. Karena dengan metode bertani hidroponik bisa menghemat air hingga 70% serta periode panen yang relatif lebih cepat.
"Karena memang periode tanam dan panennya oebih singkat dan praktis," ungkap Sigit, salah satu petani hydroponik adal Sumenep, Sabtu (22/5/2025).
Dengan lahan hanya seluas 200 meter persegi, Sigit mampu menghasilkan jenis sayuran Selada, yang sebenarnya bukanlah komoditas pertanian di Madura yang memiliki karakter tanah yang gersang, dan menariknya bahkan ia telah berhasil menjual hasil panennya ke beberapa pasar di Sumenep.
Baca juga: Program MAKMUR Pupuk Indonesia Sentuh 128 Ribu Petani di Kuartal I 2025
"Dengan sistem hidroponik, ia mampu mengoptimalkan penggunaan air dan lahan, sehingga produktivitasnya jauh lebih tinggi dibandingkan pertanian tradisional," tambahnya.
Tingkat keberhasilannya sangat besar dan tak butuh keahlian khusus. Ia mengaku belajar proses dan metode hidroponik secara otodidak, serta dibimbing oleh pamannya, yang juga telah memulai metode bertani dengan hidroponik sebelumnya. Selain itu, ia juga mengaku rajin mempelajari teknik budidaya terbaru melalui internet.
Pertanian hidroponik memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama bagi generasi muda yang kreatif dan inovatif, apalagi secara teknis bertani dengan metode hidroponik juga sangat efisien, dengan sumber daya yang juga relatif kecil.
Baca juga: Arah Kebijakan, Strategi Pertumbuhan Ekonomi, dan Penurunan Kemiskinan di Kabupaten Malang
Sigit berharap upaya ini bisa menginspirasi banyak anak muda untuk terjun ke dunia pertanian modern, terutama di Madura. Serta ia juga berharap Pemerintah juga dapat memberikan dukungan lebih besar terhadap pengembangan pertanian hidroponik di Madura, agar ketahanan pangan nasional semakin terwujud.
"Dengan inovasi dan teknologi, pertanian di Indonesia bisa lebih maju," pungkasnya.
Editor : Amal Jaelani