Waspada Mikroplastik, Teh Celup Anda Mungkin Terkontaminasi!

Reporter : Ali Masduki
Ong Lu Ki, S.T., Ph.D., dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas Kristen Petra (UK Petra). Foto: Humas UK Petra

SURABAYA - Menikmati secangkir teh hangat mungkin menjadi kebiasaan yang menenangkan bagi banyak orang. Namun, sebuah studi terbaru mengungkap fakta mengejutkan, teh celup yang beredar di pasaran ternyata terkontaminasi mikroplastik.

Penelitian oleh Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON), sebuah organisasi konservasi terkemuka, menemukan partikel plastik berukuran sangat kecil (kurang dari 5 mm) pada lima merek teh celup populer di Indonesia.

Baca juga: Teknologi Mahal Tak Selesaikan Masalah, AZWI Kritik Pengelolaan Sampah Banyumas

Mikroplastik ini berasal dari bahan-bahan seperti polimer sintetis, seperti Polietilen (PE) atau Nylon, yang digunakan dalam pembuatan kantong teh.

Ong Lu Ki, S.T., Ph.D., dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas Kristen Petra (UK Petra), menjelaskan bahwa mikroplastik dapat terurai dari teh celup saat diseduh dengan air panas.

"Mikroplastik ini seperti ancaman laten. Begitu lapisan plastik pada kantong teh terkena air panas, maka langsung melepaskan partikel berbahaya yang kemudian bercampur dengan cairan yang akan kita minum," ungkapnya.

Ong Lu Ki menekankan bahwa mikroplastik yang lolos dari kantong teh bukan sekadar "kotoran" biasa.

"Partikel-partikel ini mampu menembus pembuluh darah manusia, mengacaukan fungsi organ vital, bahkan memicu keracunan. Ancaman paling mengerikan adalah jika ini berlangsung dalam jangka panjang, maka ada potensi untuk memicu penyakit autoimun," jelasnya.

"Jika kantong teh terbuat dari plastik atau dilapisi plastik, hampir bisa dipastikan di dalam teh celup tersebut mengandung ancaman mikroplastik," tegas Ong Lu Ki. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kemasan sangat penting dalam menentukan keamanan produk teh celup yang kita konsumsi.

Baca juga: Pegiat Lingkungan Temukan Pencemaran Sungai Akibat Limbah Industri Kertas di Gresik

Namun, ada harapan. Ong Lu Ki menawarkan solusi inovatif yang harus segera dipertimbangkan oleh para produsen, yaitu dengan beralih ke kantong teh berbahan alami yang kuat dan aman.

"Misalnya seperti serat panjang yang tidak mudah pecah," sarannya.

Ia juga menyarankan agar produsen teh mulai mempertimbangkan penggunaan bahan pelapis yang bisa dicerna tubuh (edible), seperti pati termodifikasi atau campuran pati dengan gelatin.

"Inovasi ini akan membantu mengatasi masalah mikroplastik tanpa mengurangi kualitas cita rasa seduhan teh," tambahnya.

Baca juga: Tagar Kabur Aja Dulu! Seruan Generasi Muda untuk Perubahan

Sementara ini, jika masyarakat masih ingin mengonsumsi teh celup, terdapat alternatif dalam menyeduhnya agar terhindar dari mikroplastik.

"Penyeduhan daun teh asli dalam teko menggunakan saringan stainless steel atau french press bisa menjadi solusi terbaik," saran Ong Lu Ki.

Jika ingin lebih praktis, mengkonsumsi bubuk ekstrak teh tanpa ampas yang diproses dengan teknologi spray drying atau fresh drying juga bisa menjadi pilihan.

Dengan begitu, menikmati secangkir teh hangat bisa dilakukan tanpa rasa khawatir.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru