PTP Nonpetikemas Perkuat Layanan dan Kemitraan Strategis untuk Capai Target 2025

Reporter : Alim Perdana
PTP Nonpetikemas juga berkomitmen untuk memperluas kemitraan strategis dan mengembangkan bisnis guna mendukung pencapaian target. Foto/PTP Nonpetikemas

JAKARTA – PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) terus memperkuat layanan operasionalnya guna mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun 2025. Dengan fokus pada layanan terintegrasi dan pemanfaatan teknologi terkini, perusahaan ini optimis dapat meningkatkan throughput arus barang.

Selain itu, PTP Nonpetikemas juga berkomitmen untuk memperluas kemitraan strategis dan mengembangkan bisnis guna mendukung pencapaian target tersebut.

Baca juga: Pelindo Group Dukung Transportasi Publik, Sukses Bongkar Muat Trainset KRL Impor di Tanjung Priok

PTP Nonpetikemas menargetkan throughput sebesar 53,5 juta ton/m³ pada tahun 2025.

Untuk mewujudkan target ini, perusahaan telah merancang sejumlah program strategis, termasuk modernisasi terminal, kemitraan dengan pemilik kargo dan pelaku logistik, serta penyediaan solusi Port Management Service yang didukung oleh sistem terintegrasi Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOS-M).

Selain itu, perusahaan juga memprioritaskan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) dalam setiap operasionalnya.

“Target 2025 mencerminkan komitmen kami terhadap pertumbuhan dan keunggulan. Kami yakin dapat mencapainya melalui modernisasi terminal, perluasan bisnis, dan penguatan kemitraan dengan pengusaha bongkar muat (PBM) serta perusahaan-perusahaan strategis lainnya,” ujar Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani.

Inisiatif Strategis PTP Nonpetikemas

PTP Nonpetikemas telah meluncurkan berbagai inisiatif strategis untuk mendukung pencapaian targetnya. Salah satunya adalah program terminalisasi pelabuhan yang mencakup cabang-cabang di Palembang, Banten, Cirebon, Kijing, Jambi, dan Pangkalbalam.

Perusahaan juga meningkatkan layanan curah cair di Terminal Kijing, Pontianak, dengan melengkapi peralatan bongkar muat dan menata piperack di dermaga curah cair.

Selain itu, PTP Nonpetikemas memperpanjang kerja sama pengoperasian dermaga Tersus/TUKS serta mengoperasikan terminal untuk LNG, kondensat, dan BBM di pelabuhan-pelabuhan strategis seperti Muara Sabak (Jambi), Sungai Lais (Palembang), dan lainnya.

Perusahaan juga aktif menjalin kemitraan dengan pemilik kargo, perusahaan pelayaran, dan penyedia logistik melalui pemasaran yang lebih agresif.

Di Regional 2 Tanjung Priok, PTP Nonpetikemas meningkatkan layanan curah cair melalui kerja sama bongkar muat dan proyek Ship-to-Ship serta Shorebase. Langkah ini bertujuan untuk mendukung efisiensi pengiriman dan logistik antar kapal.

Baca juga: PTP Nonpetikemas Raih Sertifikasi ISO 37001: Komitmen Nyata Anti-Penyuapan

Dukungan Akademisi dan Strategi Konektivitas

Dalam Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh PTP Nonpetikemas, Raja Oloan Saut Gurning, akademisi logistik maritim dari Institut Teknologi Surabaya (ITS), menyoroti pentingnya konektivitas pelabuhan dalam meningkatkan kualitas perdagangan dan memberikan manfaat ekonomi.

Menurutnya, penerapan strategi bundling layanan dan tarif dapat menurunkan biaya logistik serta meningkatkan fleksibilitas distribusi barang.

“Konektivitas pelabuhan membutuhkan transportasi multimoda sebagai langkah efisiensi distribusi barang. PTP Nonpetikemas perlu menerapkan hal ini untuk menjalankan peran strategis sebagai operator terminal nonpetikemas dengan layanan terintegrasi dan kompetitif,” ujar Raja Oloan Saut Gurning.

Melalui FGD bersama Prof. Saut, kami menyadari pentingnya memperluas target pelanggan. Potensi pasar PTP Nonpetikemas sangat besar, dan dengan jangkauan yang lebih luas, kami berharap dapat meningkatkan pangsa pasar," tambah Indra Hidayat Sani.

Standarisasi dan Integrasi Layanan

Baca juga: PTP Nonpetikemas, Layanan Prima 24/7 Selama Nataru dan Apresiasi Mitra Kerja

PTP Nonpetikemas telah berhasil menerapkan standarisasi, sistemisasi, dan integrasi di seluruh pelabuhan yang tersebar di 11 wilayah strategis di Indonesia, termasuk Tanjung Priok, Banten, Panjang (Lampung), Bengkulu, Jambi, Teluk Bayur (Sumatera Barat), Palembang (Sumatera Selatan), Cirebon, Pangkal Balam (Bangka Belitung), Pontianak, dan Tanjung Pandan (Bangka Belitung). Penerapan PTOS-M telah terbukti mengurangi waktu port stay hingga 33%.

Masa Depan PTP Nonpetikemas

Dengan strategi yang telah dirancang, PTP Nonpetikemas optimis dapat mencapai target 2025 dan memperkuat posisinya sebagai operator terminal nonpetikemas terkemuka di Indonesia.

Langkah-langkah ini tidak hanya mendukung pertumbuhan perusahaan tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekosistem logistik nasional.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dan memperluas kemitraan strategis guna mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah dan mencapai target yang telah ditetapkan,” tutup Indra Hidayat Sani.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru