SURABAYA - Ada yang menarik pada hari ini, yaitu peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, sering kali disingkat Hakordia. Ini sebuah gerakan kampanye global yang diperingati pada tanggal 9 Desember setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran publik agar bersikap antikorupsi.
Hakordia yang dalam bahasa Inggris adalah International Anti-Corruption Day atau IACD, diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui penandatanganan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Melawan Korupsi di Mérida, Meksiko pada tanggal 9 hingga 11 Desember 2003 lalu.
Baca juga: Dana Talangan Haji Dihapus, Anggota DPD RI Lia Istifhama Khawatir Keberlangsungan Perbankan Syariah
Tentu, banyak pihak yang memberikan atensi tersendiri pada momentum Hakordia saat ini. Diantaranya Lia Istifhama, Senator Jawa Timur yang dikenal sebagai penulis dan aktivis sosial. Bagi perempuan yang menggaungkan peran CANTIK sebagai akronim cerdas, inovatif, kreatif, dan sekaligus menolak beauty privilege, Hakordia memiliki makna tersendiri.
“Hakordia saat ini bukan hanya keterkaitan dengan perilaku korupsi yang seringkali diidentikkan dengan pejabat negara, tapi juga tindakan korupsi yang dilakukan pihak lainnya, terutama kalangan ‘berkerah putih' yang ternyata melakukan tindak kejahatan korupsi," kata Ning Lia, dalam keterangannya, Senin (9/12/2024).
Ning Lia melanjutkan, kerah putih atau white collar mengacu pada kalangan profesional, mereka terlihat mampu, cerdas, disegani, dan pastinya berwibawa. Namun apakah semua memiliki hati seputih kerah-nya? Ini yang sepertinya harus menjadi sorotan bersama.
Politisi berparas ayu itu pun menyinggung peristiwa yang viral dan menghebohkan publik beberapa waktu lalu, yaitu penangkapan hakim yang menerima suap.
Baca juga: PPUU DPD RI Dukung Pembaharuan Sistem Perundang-Undangan dengan Pendekatan Lebih Kolaboratif
Anggota Komite III DPD RI ini menambahkan, publik tentu masih ingat, saat Kejaksaan Agung (Kejagung) RI menangkap tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Mereka ditangkap karena menerima suap lantaran memutus bebas Gregorius Ronald Tannur.
"Ini tentu menjadi momentum penting, bahwa ayolah sama-sama kita semua perangi korupsi dalam banyak sektor, terutama dalam tindak kejahatan yang hampir tidak terlihat karena pelakunya sangat licin,” imbuhnya.
Sebagai informasi, ning Lia sendiri beberapa saat lalu pernah menunjukkan sikap apresiasinya pada langkah tegas Kejaksaan RI tersebut.
“Kami mengapresiasi tindakan Kejaksaan Agung dalam menangani kasus ini. Tindakan tegas ini menjadi bukti nyata bahwa negara tidak mentoleransi praktik-praktik korupsi yang terjadi di dalam lembaga peradilan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan keadilan ditegakkan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya
Baca juga: Senator Lia Istifhama Dukung Peningkatan Pelayanan Medis RSUD Haji Surabaya
Saat itu, Anggota Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) DPD RI tersebut juga menambahkan pesan penting pada keadilan hukum di Indonesia.
Lia mengatakan, kejadian tersebut sangat disayangkan. Bahwa nasib penegak hukum yaitu hakim, sangat diperhatikan. Sehingga harusnya mereka memperhatikan nasib korban dalam berbagai tindakan hukum para pelaku kejahatan.
"Jangan malah memperkeruh dengan menjadikan masyarakat kecil atau wong cilik sebagai korban dari pelaku kejahatan akibat ketidaktahuan hukum, sehingga mudah terperdaya. Ayo diijaga keadilan hukum negeri ini,” pungkas Lia.
Editor : Diday Rosadi