Oleh: Ulul Albab
Ketua ICMI Jawa Timur
DI penghujung tahun 2025, ICMI Jawa Timur kembali menyampaikan hasil kajian komprehensif atas kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun ini.
Setelah sektor-sektor utama seperti pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan ketahanan sosial dibahas dalam seri terdahulu, kali ini kajian difokuskan pada ekosistem ekonomi halal.
Sebuah sektor strategis yang tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada kesejahteraan pelaku usaha, UMKM, dan tata niaga modern yang inklusif.
Mengapa Ekonomi Halal Penting untuk Jawa Timur?
Ekonomi halal merupakan bagian dari ekonomi syariah yang kini menjadi salah satu pendorong pertumbuhan nasional.
Di tingkat nasional, nilai ekonomi produk halal bersertifikat diperkirakan mencapai Rp 2.247 triliun pada 2025, mencakup makanan, fashion, pariwisata ramah Muslim, dan sektor jasa lain yang mematuhi prinsip halal.
Pertumbuhan halal value chain juga diproyeksikan tumbuh sekitar 5 % per tahun, yang berarti kontribusi stabil terhadap ekonomi nasional. (Bank Indonesia)
Dengan dasar tersebut, Jawa Timur mengambil langkah strategis sejak beberapa tahun terakhir untuk memperkuat ekosistem halal di tingkat regional.
Dalam konteks populasi dan peluang pasar domestik, Jatim memiliki basis konsumen halal yang besar dan aktif, sekaligus menjadi penerima manfaat potensial dari perkembangan pasar global.
Prestasi Utama: Sertifikasi Halal Masif dan Festival Industri Halal
Salah satu capaian paling menonjol tahun ini adalah jumlah produk tersertifikasi halal di Jawa Timur. Hingga April 2025, tercatat 26.329 produk dari pelaku usaha di Jawa Timur telah mendapatkan sertifikasi halal, angka tertinggi di seluruh provinsi di Indonesia menurut rilis media lokal iNews. (https://surabaya.inews.id/)
Pencapaian Sertifikasi halal menjadi gerbang masuk produk lokal ke pasar domestik yang berkembang pesat dan sekaligus membuka peluang ekspor ke negara-negara dengan konsumen Muslim besar.
Produk yang tersertifikasi mencakup makanan & minuman, kosmetik, produk fashion, dan lainnya, sektor-sektor yang menjadi jantung dari industri halal modern.
Selain angka sertifikasi, Pemprov Jatim juga aktif mendorong interaksi ekosistem melalui event besar: East Java Halal Industry Festival 2025.
Festival ini diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim dan melibatkan ratusan peserta dari pelaku usaha, lembaga strategis, dan pemerintahan untuk memperluas jaringan industri halal, termasuk kompetisi konten kreator halal yang memberikan perhatian kepada pelaku ekonomi digital. (detikcom)
Kegiatan seperti ini memperlihatkan bahwa pembangunan ekosistem halal tidak hanya terjadi di level birokrasi semata, tetapi juga dalam praktik kolaboratif antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha.
Dukungan Infrastruktur & Kolaborasi Strategis
Beberapa indikator lain juga memperkuat kesiapan ekosistem halal di Jawa Timur:
1. Pusat-pusat layanan halal seperti Halal Center, pendamping proses produk halal (PPH), serta lembaga sertifikasi lintas kabupaten/kota telah dibangun untuk mempercepat proses legalitas produk.
2. Perguruan tinggi seperti Pusat Studi Halal ITS aktif berperan dalam Festival Ekonomi Syariah regional yang diselenggarakan bekerja sama dengan Bank Indonesia perwakilan Jatim, meningkatkan literasi dan pemahaman pelaku UMKM tentang sertifikasi dan pemasaran halal. (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
Kolaborasi semacam ini menjadi modal penting bagi pembangunan ekosistem yang menyeluruh — dari hulu ke hilir — sehingga tidak hanya fokus pada angka sertifikasi saja, tetapi juga pada kesiapan produksi, pemasaran, dan literasi pasar halal.
Perbandingan Nasional
Secara nasional, Indonesia menempati posisi strategis dalam peta ekonomi halal global. Bahkan berada di puncak peringkat dunia sebagai salah satu negara dengan industri halal terbesar berdasarkan Global Islamic Economy Indicator. (GoodStats Data)
Meskipun data terbaru khusus kontribusi ekonomi halal Jawa Timur terhadap total nasional belum tersedia secara lengkap, jumlah produk halal yang tertinggi di tingkat provinsi menunjukkan bahwa Jatim memiliki peran dominan dalam pembangunan industri halal di Indonesia.
Hal ini memberi dasar kuat bahwa ekonomi halal bukan sekadar tren lokal, tetapi menjadi kontributor signifikan terhadap perekonomian regional dan jaringan nilai nasional.
ICMI Jawa Timur: Penilaian Kinerja
Berdasarkan indikator-indikator di atas, khususnya jumlah produk sertifikasi, keterlibatan stakeholder, dan kegiatan kolaboratif strategis, ICMI Jawa Timur menilai ekosistem ekonomi halal di Jawa Timur pada 2025 berada dalam kategori: PRESTASI TINGGI.
Alasan utamanya:
1. Jumlah sertifikasi produk halal tertinggi di Indonesia, menunjukkan kapasitas industri lokal bergerak cepat dan responsif terhadap tuntutan pasar halal.
2. Penyelenggaraan festival dan event industri halal yang mempertemukan pelaku usaha, regulator, akademisi, dan pasar secara langsung.
3. Kemitraan akademik dan lembaga keuangan syariah memperkuat basis literasi dan akses modal bagi UMKM halal.
Tantangan & Prioritas Kebijakan
Meski prestasinya tinggi, ICMI Jawa Timur menggarisbawahi beberapa tantangan yang masih harus diatasi:
1. Distribusi sertifikasi yang masih belum merata antara pusat kota dan wilayah pinggiran.
2. Akses modal yang masih terbatas bagi pelaku usaha mikro dan kecil dalam mengembangkan kapasitas produksi halal.
3. Pemanfaatan teknologi digital secara menyeluruh untuk memperluas jangkauan pasar global.
Editor : Alim Perdana