SURABAYA – Batik, warisan budaya tak benda dunia yang diakui UNESCO sejak 2009, tak sekadar motif indah di atas kain. Ia menjadi jembatan antara masa lalu dan kini, menyatukan tradisi dengan kehidupan modern yang berdenyut setiap hari.
Bahkan, ditengah hiruk pikuk modernisasi yang dinamis, sebuah kain batik tetap berdetak menjaga kisah masa lampau Indonesia.
Berlokasi di Caesar Lounge, lobi hotel Dafam Pacific Caesar Surabaya, pihak hotel sibuk melayani masyarakat yang antusias mengikuti sebuah acara yang sengaja dibuat oleh pihak hotel berjudul “Ngebatik Bersama Dafam” pada Sabtu, (25/10/2025).
Acara dipandu untuk tidak sekadar ditonton, melainkan dirasakan oleh setiap peserta. Malam sebagai pewarna utama menjadi konsep unik yang menuntut ketenangan, presisi, dan fokus penuh.
Aktivitas membimbing para peserta langkah demi langkah saat membatik, menjadi sebuah kolaborasi yang harmoni. Dan setiap peserta berkesempatan membawa pulang batik tote bag sebagai kenangan. Kegiatan tersebut juga menjadi sebuah upaya untuk menguatkan nilai budaya dan pariwisata dengan media batik sebagai salah satu identitas Nusantara.
Acara ini merupakan kolaborasi strategis antara Dafam Pacific Caesar Surabaya dengan Artotel Wanderlust dan komunitas ISIK (Ibu Sehat Indonesia Kuat).
Hogi Budiarto, General Manager Dafam Pacific Caesar Surabaya, dengan sangat optimis menyampaikan bahwa acara tersebut bertujuan menjembatani pariwisata, pelestarian budaya, dan partisipasi aktif warga.
“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk tidak hanya menjadi penyedia akomodasi, tetapi juga ruang promosi budaya. Batik adalah identitas bangsa kita,” ujarnya.
Sementara, Luqman Hakim, Wakil Direktur 1 ISIK, menyampaikan bahwa, inisiatif kegiatan tersebut tidak hanya sekadar menyediakan akomodasi. Namun juga sebagai ruang promosi budaya yang hidup, yang mengajak generasi muda Surabaya, untuk terus mencintai warisan budaya melalui keterlibatan langsung.
“Batik adalah meditasi dalam gerak. Membatik bukan hanya sekadar melukis di atas kain, tapi juga proses meditasi dan apresiasi terhadap setiap tetes malam dan goresan canting," jelas Luqman.
Ia juga menegaskan bahwa membatik lebih dari sekadar melukis di kain. Meresapi setiap tetes malam dan goresan canting, menjadi sebuah proses untuk mencintai Indonesia dengan setiap budayanya lewat Batik.
Mereka membuat kelas singkat yang dipandu pelan-pelan, para pemandu juga memberikan teknik dasar yang mudah dipelajari para peserta yang ikut, agar siapa saja bisa merasakan kebahagiaan membuat karya sendiri.
Bahkan, acara ini juga mendapatkan dukungan sponsor dan beberapa komunitas. Selain ISIK, dukungan diberikan oleh Ina Cookies, dan Super Skin yang juga turut menyemarakkan acara tersebut.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pelestarian budaya bisa berdampingan dengan produk lokal dan gaya hidup modern.
Edy Santoso, Sales Marketing Manager Dafam Pacific Caesar Surabaya menambahkan bahwa sinergi antara sektor pariwisata dan budaya ini membuktikan komitmen untuk memberi nilai tambah bagi masyarakat Surabaya dan mempererat tali silaturahmi antar komunitas.
Bahkan kegiatan tersebut juga diproyeksikan menjadi agenda rutin yang tidak hanya meningkatkan kesadaran budaya, tetapi juga mempererat hubungan antar komunitas di kota pahlawan.
Melalui “Ngebatik Bersama Dafam,” batik kembali diposisikan sebagai pengalaman hidup yang dapat dinikmati siapa saja, bukan sekadar tradisi kuno.
Kain malam penuh makna ini menguatkan pesan bahwa budaya adalah milik semua orang. Ia mudah dipelajari, bisa dibawa pulang, dan diwariskan dengan cara yang relevan bagi generasi sekarang.
Editor : Amal Jaelani