SURABAYA - Bandar Laut Dunia Grup atau BALAD Grup melalui Anak Perusahaannya BATERA GRUP sedang berbudidaya TERIPANG di Gugusan Teluk Kangean Sumenep Jawa Timur, Indonesia.
BATERA GRUP adalah BANDAR TERIPANG NUSANTARA GRUP. Perusahaan milik Khalillur R. Abdullah Sahlawiy ini sedang berbudidaya Teripang menggunakan “KEARIFAN LOKAL ALA KANGEAN”.
"Yakni dengan Memagari Laut, Dipasangi Jaring, Menangkap dan mengawinkan Teripang dan Dilepas liarkan di dalam KERAMBA PAGAR LAUT," terang pengusaha muda asal Situbondo itu, dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).
Pria yang akrab disapa Gus Lilur itu mengungkapkan, berhubung cara BERBUDIDAYA ALA KEARIFAN LOKAL seperti MEMBUAT PAGAR LAUT, Mematok Pinggiran Laut dengan Kayu, Memasang Jaring di Dasar Laut agar Teripang tidak lari.
"Kesan budidaya TERIPANG ala KEARIFAN LOKAL KANGEAN ini membuat saya ngeri dan trauma. Saya Khaqatir dianggap Memagari Laut," imbuh Gus Lilur seraya tertawa.
Karena itu, ia putuskan membawa empat Orang TIM PERIKANAN BUDIDAYA BANDAR LAUT DUNIA GRUP ke China guna belajar budidaya teripang di CHINA.
Gus Lilur melanjutkan, Sarana Nata Tambang Lestari Grup (SANTRI GRUP) juga sekaligus akan melakukan Survei Mesin Timah, Survei Mesin Silika dan Survei Mesin Zirkon.
Ia menambahkan, SANTRI GRUP akan melakukan Penambangan di Bangka-Belitung. Yakni menambang Timah, Silika dan Zirkon.
Untuk melakukan penambangan diperlukan peralatan tambang. Selama ini di Indonesia, mesin-mesin produksi Timah, Silika dan Zirkon kebanyakan didatangkan dari China. Karena itu SANTRI GRUP akan mengirimkan empat orang Direksi untuk survei dan membeli mesin-mesin Produksi tersebut di China.
Ia memaparkan pada Minggu ketiga Mei 2025, 4 Orang TIM BALAD GRUP bersama 4 Orang TIM SANTRI GRUP akan berangkat ke China untuk menimba Ilmu di China:
• Ilmu Budidaya Teripang
• Ilmu Penambangan Timah, Silika dan Zirkon.
"Semoga Bandar Laut Dunia Grup - BALAD GRUP dan Sarana Nata Tambang Lestari Grup - SANTRI GRUP bisa berfaedah untuk Indonesia serta kemanusiaan di dunia," pungkas pengusaha pegiat filantropi tersebut.
Editor : Diday Rosadi