SURABAYA – Hendro S Gondokusumo, pendiri dan sosok pemimpin visioner di balik PT Intiland Development Tbk (Intiland:DILD), telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam industri properti Indonesia. Dikenal dengan sapaan akrab Pak Hendro, ia adalah sosok yang sederhana namun memiliki visi jauh ke depan.
Dengan ketekunan dan tekad yang kuat, Hendro membangun Intiland dari sebuah impian kecil hingga menjadi salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia. Setiap proyek yang beliau garap tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan membangun komunitas yang lebih baik.
Kiprah Hendro S Gondokusumo tidak hanya terlihat dari gedung-gedung megah yang menghiasi kota-kota besar di Indonesia. Lebih dari itu, Hendro meninggalkan warisan berupa nilai-nilai ketekunan, inovasi, dan komitmen terhadap kualitas. Nilai-nilai ini telah menjadi fondasi bagi perkembangan industri properti tanah air.
Awal Mula Perjalanan Sang Visioner
Hendro S. Gondokusumo lahir di Malang, Jawa Timur, pada 6 September 1950. Sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara, dia tumbuh dalam keluarga sederhana yang bergerak di bisnis hasil bumi. Pada usia 17 tahun, Hendro muda mulai belajar berbisnis dengan membantu ayah dan pamannya berdagang hasil bumi di Jakarta.
Namun, dirinya merasa tidak tertarik dengan bisnis tersebut. Kecintaannya terhadap arsitektur dan keindahan gedung-gedung tua membawanya untuk memilih jalur bisnis properti.
“Di dunia properti, saya benar-benar bisa mengembangkan diri,” ujar Hendro dalam suatu kesempatan. Baginya, properti bukan sekadar bisnis, tetapi juga kebutuhan fundamental masyarakat, setara dengan sandang dan pangan.
Membangun Intiland dari Nol
Sejarah Intiland dimulai pada tahun 1970-an ketika Hendro S. Gondokusumo mulai aktif dalam pembangunan dan pengembangan properti di Jakarta dan Surabaya.
Proyek-proyek awal seperti perumahan Cilandak Garden Housing di Jakarta Selatan, Taman Harapan Indah di Jakarta Barat, dan Kota Satelit Darmo di Surabaya menjadi cikal bakal Intiland.
Pada tahun 1980-an, beliau mengembangkan proyek-proyek ikonik seperti Pantai Mutiara dan Intiland Tower. Tahun 1990 menjadi tonggak penting ketika Intiland berhasil mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Hendro, Intiland terus berkembang menjadi perusahaan yang inovatif. Salah satu proyek unggulannya adalah Regatta, kondominium mewah yang dirancang oleh Tom Wright dari Atkins Design, desainer The Burj Al Arab di Dubai.
Selain itu, Hendro juga memimpin pengembangan Graha Famili, sebuah kota mandiri di Surabaya yang dilengkapi dengan lapangan golf 18-hole.
Menghadapi Tantangan dan Krisis
Tahun 1990-an menjadi periode penuh tantangan bagi industri properti Indonesia, terutama saat krisis ekonomi Asia 1997 melanda. Banyak perusahaan properti yang terpaksa melakukan pemangkasan besar-besaran, tetapi Hendro S. Gondokusumo berhasil mempertahankan Intiland tanpa mengorbankan karyawannya.
Dengan strategi yang matang dan manajemen keuangan yang disiplin, Intiland tetap bertahan dan bahkan terus beroperasi dengan mengandalkan dana internal.
Memasuki era 2010-an, Intiland memasuki babak baru ekspansi dan inovasi. Pada tahun 2010, perusahaan meluncurkan Intiwhiz Internasional, jaringan hotel yang menaungi Whiz Hotel dan Grand Whiz Hotel, memperluas bisnisnya ke sektor hospitality.
Keberhasilan lainnya adalah Penawaran Umum Saham Terbatas III senilai Rp2,7 triliun, yang memberikan modal besar untuk pertumbuhan perusahaan.
Proyek Ikonik dan Ekspansi Bisnis
Intiland terus menghadirkan proyek-proyek ikonik di bawah kepemimpinan Hendro. Di Jakarta, perusahaan mengembangkan apartemen 1Park Residence dan kawasan perumahan Serenia Hills, serta kawasan perkantoran terpadu South Quarter dan proyek mixed-use Aeropolis di Tangerang.
Di Surabaya, Intiland membangun kawasan superblok Graha Festival, yang mencakup Spazio, Spazio Tower, apartemen Sumatra36, dan Graha Golf.
Ketangguhan di Tengah Pandemi
Tantangan besar kembali muncul pada awal 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda dunia. Industri properti mengalami penurunan tajam akibat melemahnya daya beli masyarakat.
Namun, di bawah kepemimpinan Hendro, Intiland tetap mampu bertahan dan bahkan menyelesaikan pembangunan dua proyek apartemen prestisius, SQ Rés dan Fifty Seven Promenade. Ini membuktikan ketangguhan dan visi jangka panjang Hendro dalam menghadapi krisis.
Kontribusi di Luar Bisnis
Selain aktif dalam bisnis, Hendro S. Gondokusumo juga dikenal sebagai sosok yang aktif berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Ketua Asosiasi Pengusaha Lapangan Golf Indonesia, dan anggota Badan Pertimbangan Organisasi Real Estat Indonesia. Beliau juga pernah memimpin Jakarta Properti Club.
Warisan yang Abadi
Hendro S. Gondokusumo akan selalu dikenang sebagai pionir industri properti Indonesia. Sebagai pemimpin yang rendah hati, visioner, dan penuh integritas, beliau telah membawa Intiland menjadi salah satu pengembang properti terkemuka di tanah air.
Warisannya tidak hanya berupa bangunan fisik, tetapi juga nilai-nilai ketekunan, inovasi, dan komitmen terhadap kualitas.
Mengutip kata-kata Dalai Lama, Hendro sering berbagi nasihat: “Jagalah pikiranmu karena akan jadi perkataanmu. Jagalah perkataanmu karena akan menjadi perbuatanmu. Jagalah perbuatanmu karena akan menjadi kebiasaanmu. Jagalah kebiasaanmu karena akan membentuk karaktermu. Jagalah karaktermu karena akan membentuk nasibmu.”
"Selamat jalan, Pak Hendro. Terima kasih atas segala dedikasi dan kontribusi yang telah Bapak berikan. Warisan Bapak akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang".
Editor : Alim Perdana