Batik Ulur Wiji, Menaklukkan Pasar Mancanegara dengan Sentuhan Tradisional dan Motif Kekinian

MOJOKERTO - Di Dusun Pandan Toyo, Desa Pandan Krajan, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto, sebuah rumah produksi sederhana menjadi saksi bisu lahirnya batik Ulur Wiji, sebuah karya seni tradisional yang berhasil menembus pasar internasional.

Di tangan Nasta Rofika, sang pendiri, batik Ulur Wiji tak hanya mempertahankan teknik tradisional dan pewarnaan alami, namun juga bertransformasi menjadi produk yang disukai anak muda.

Berbeda dengan batik kebanyakan, motif-motif batik Ulur Wiji tidak terlalu rapat, menciptakan jarak yang memberikan kesan santai dan tidak formal.

"Kami sengaja membidik pasar anak muda," ujar Nasta Rofika, Co Founder Ulur Wiji. "Motifnya disesuaikan agar bisa dipakai sehari-hari, tidak hanya untuk acara formal," sambungnya.

Strategi ini terbukti efektif. Batik Ulur Wiji kini telah merambah pasar mancanegara, menyapa pelanggan di Kanada, Jepang, dan Singapura.

Kesuksesan ini membuktikan bahwa batik tradisional dapat beradaptasi dengan tren masa kini tanpa kehilangan nilai estetika dan budayanya.

Dengan mempertahankan teknik tradisional dan menggunakan pewarnaan alami, Nasta Rofika tidak hanya menciptakan produk berkualitas, tetapi juga menjaga kelestarian budaya batik Indonesia.

Editor : Alim Perdana