ayojatim.com skyscraper
ayojatim.com skyscraper

"Kabar Gembira" Satu Juta Lebih Warga Jatim Menganggur

Ilustrasi pekerja. Foto/AI
Ilustrasi pekerja. Foto/AI

SURABAYA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024 menunjukkan bahwa Jawa Timur (Jatim) masih menghadapi tantangan besar dalam mengatasi pengangguran.

Meskipun angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 4,19 persen (1,02 juta orang) dibandingkan Agustus 2023 (4,88 persen, 1,17 juta orang), angka ini tetap menunjukkan bahwa 1,02 juta warga Jatim masih belum memiliki pekerjaan.

Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono, menyatakan bahwa penurunan TPT ini merupakan hasil dari sejumlah upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jatim, termasuk menggelar job fair dan memanfaatkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim.

Pemprov Jatim juga gencar melakukan program pelatihan bagi tenaga kerja usia muda, khususnya bagi generasi milenial dan Gen Z, dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan skill mereka.

"Karena pengembangan kompetensi SDM (sumber daya manusia) tenaga kerja usia muda akan berdampak pada nilai tawar mereka," ujar Adhy Karyono.

Selain itu, Pemprov Jatim juga terus mendorong fungsi penempatan tenaga kerja melalui fasilitas pembinaan dan penempatan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri.

"Meskipun 1,02 juta warga Jatim menganggur, setidaknya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) naik 0,89 persen, atau 73,43 persen dibanding Agustus 2023," tambah Adhy Karyono.

Banyuwangi Citizen 2024

Data BPS Jatim mencatat, per Agustus 2024, berdasarkan pendidikan, pengangguran tertinggi disumbang dari tamatan SMK yang mencapai 6,81 persen. Diikuti lulusan SMA sebesar 6,69 persen, dan lulusan DIV/S1/S2/S3 sebesar 5,33 persen.

"Meski demikian, penurunan pengangguran lulusan SMK merupakan yang tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan lainnya," demikian bunyi rilis tertulis dari BPS Jatim.

Pemicu pengangguran lulusan SMK, lulusan SMA, lulusan DIV/S1/S2/S3 diantaranya, isu link and match antara kemampuan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Kemudian arakteristik angkatan kerja pada lulusan jenjang pendidikan tersebut yang cenderung untuk mencari pekerjaan yang diinginkan atau pekerjaan yang sesuai dengan keahlian.

Editor : Alim Perdana