SURABAYA - Gulat Jawa Timur sudah lama dikenal sebagai salah satu lumbung prestasi di kancah nasional.Setiap gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON), kontingen gulat Jatim hampir tak pernah pulang dengan tangan hampa.
Para pegulat Jatim berhasil menorehkan tinta emas, memperkuat reputasi provinsi ini sebagai basis lahirnya atlet-atlet tangguh.
Baca juga: Ficky Erastho Terpilih Aklamasi Pimpin PGSI Jawa Timur, Siap Bawa Gulat ke PON 2028
Prestasi tersebut bukan hanya sekadar medali, melainkan bukti konsistensi pembinaan yang dijalankan oleh Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jawa Timur.
Dengan dukungan pelatih berpengalaman, disiplin latihan, dan regenerasi atlet yang berkesinambungan, gulat Jatim mampu menjaga tradisi juara sekaligus menjadi inspirasi bagi cabang olahraga lain.
Fathur Rachman Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (BINPRES) menyampaikan, PGSI Jatim juga akan rutin menggelar kejuaraan daerah sebagai ajang seleksi sekaligus sarana pemantauan bakat baru.
Dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan KONI Jatim menjadi modal penting dalam menjaga keberlanjutan program ini.
“Target kami jelas, Jawa Timur harus menjadi barometer gulat nasional. Untuk itu, pembinaan berkelanjutan menjadi harga mati,” ungkap Fathur Rachman.
Kini, dengan persiapan menuju PON Bela Diri II, di Kota Kudus, Jawa Tengah, pada Oktober tahun ini, para pegulat Jatim kembali memikul harapan besar. Bukan hanya mempertahankan tradisi emas, tetapi juga menunjukkan bahwa semangat juang khas arek-arek Jawa Timur tetap hidup di atas matras.
Baca juga: Superstar WWE Ramaikan Clash of Clans dalam Kolaborasi Epik
Jejak Medali Atlet PGSI Jatim
Di ajang PON XXI Aceh–Sumut 2024 lalu, para pegulat Jawa Timur kembali menorehkan tinta emas dalam perjalanan olahraga nasional. Sejumlah atlet berhasil mengibarkan panji kebanggaan daerah lewat perjuangan keras di atas matras.
Nama Axel Mannuela menjadi salah satu bintang. Berlaga di kelas 130 kg putra, Axel tampil dominan dan berhasil mengamankan medali emas, sekaligus menegaskan statusnya sebagai salah satu pegulat terbaik Indonesia di kelas berat.
Di sektor putri, Varadisa Septi juga tak kalah bersinar. Turun di kelas 76 kg, ia mempersembahkan emas PON 2024 dengan gaya khasnya yang penuh determinasi. Raihan ini menambah daftar panjang prestasi pegulat putri Jatim di pentas nasional.
Sementara itu, Rizma Ayu Putri menunjukkan semangat pantang menyerah di kelas 62 kg putri. Meski harus berhadapan dengan lawan-lawan tangguh, Rizma sukses meraih medali perunggu, sebuah pencapaian berharga untuk kariernya.
Di sektor putra, Supriono memperlihatkan permainan solid di kelas 78 kg. Ia berhasil menembus babak final dan pulang dengan medali perak, bukti konsistensinya di gelanggang gulat nasional.
Tak ketinggalan, Puji Prasetyo yang turun di kelas 57 kg putra, juga mempersembahkan medali perak setelah tampil impresif hingga partai puncak.
Rangkaian prestasi ini memperlihatkan bahwa gulat Jawa Timur tetap menjadi salah satu lumbung atlet berprestasi di Indonesia, dengan generasi baru yang siap melanjutkan tradisi emas di PON maupun ajang internasional.
Editor : Amal Jaelani