Deep Learning dan Relevansinya dalam Penyelenggaraan Pelayanan Ibadah Umroh yang Berdampak

ayojatim.com
Ilustrasi jamaah umroh di tanah suci Mekkah. Foto: Ayojatim

Setiap kali saya memandu diskusi pendidikan, selalu muncul pertanyaan yang sama.

Bagaimana agar proses belajar menghasilkan pemahaman, bukan cuma hafalan?

Baca juga: Dana Talangan Haji Dihapus, Anggota DPD RI Lia Istifhama Khawatir Keberlangsungan Perbankan Syariah

Dan, setiap kali saya mendampingi jamaah umroh, muncul pertanyaan serupa dalam bentuk yang berbeda.

Bagaimana agar ibadah yang dijalankan tidak hanya sah secara syariat, tapi juga menyentuh hati, mengubah perilaku, dan membekas dalam kehidupan?

Dua pertanyaan tersebut sejatinya bertemu dalam satu titik, yaitu kedalaman pengalaman belajar dan beribadah. Inilah yang dalam dunia pendidikan modern dikenal dengan istilah “Deep Learning”. Sebuah pendekatan yang kini tak hanya relevan di ruang kelas, tapi sangat dibutuhkan dalam ruang spiritual, termasuk ibadah umroh.

Apa Itu Deep Learning?

Dalam dunia pendidikan, Deep Learning adalah sebuah paradigma, yaitu: cara pandang terhadap proses belajar yang menekankan pemahaman yang mendalam, keterhubungan makna, refleksi personal, dan kemampuan menerapkan nilai dalam kehidupan nyata.

Anak-anak yang belajar dengan pendekatan deep learning tidak hanya tahu apa isi pelajaran, tapi juga paham mengapa hal itu penting, juga mengerti bagaimana itu bekerja, dan juga dapat menjelaskan apa dampaknya bagi masyarakat.

Pertanyaanya adalah, bukankah ini juga yang seharusnya menjadi tujuan utama ibadah, termasuk ibadah umroh?

Umroh: Antara Rutinitas dan Transformasi

Setiap tahun, jutaan umat Islam menunaikan ibadah umroh. Mereka datang dengan niat tulus, rindu spiritual, dan harapan pengampunan. Namun tidak sedikit pula yang pulang tanpa membawa perubahan apa-apa, selain hanya oleh-oleh, foto dan video kenangan, atau bahkan konten medsos.

Mengapa bisa begitu? Karena perjalanan ibadah yang mereka jalani hanya berjalan secara teknis, kurang menyentuh secara batin.

Mereka hafal bacaan talbiyah, tapi tidak menghayati maknanya. Mereka tahu rukun dan wajib umroh, tapi tidak merenungkan mengapa itu diperintahkan.

Dengan kata lain, ibadah hanya dilakukan secara “surface learning”, bukan “deep learning”.

Relevansi Deep Learning dalam Pelayanan Umroh

Bila kita terapkan prinsip-prinsip “Deep Learning” dalam pelayanan ibadah umroh, maka pendekatannya akan sangat berbeda. Pelayanan tidak lagi hanya fokus pada logistik, tiket, hotel, katering, bus, dan sekedar rekreasi atau tour tambahan.

Tetapi lebih dari itu semua, kepada jamaah ada proses pembelajaran ruhani yang menyeluruh. Beberapa prinsip deep learning yang bisa diterapkan.

Konektivitas Makna

Setiap ritual umroh harus dikaitkan dengan makna kehidupan. Thawaf bukan hanya soal mengelilingi Ka’bah, tapi refleksi tentang ketundukan total kepada Allah. Sa’i bukan hanya tentang lari-lari kecil, tapi pembelajaran tentang ikhtiar tanpa henti seperti yang dilakukan Siti Hajar.

Refleksi Spiritual

Jamaah perlu diajak merenung, mengapa mereka datang ke tanah suci?

Apa yang ingin mereka tinggalkan disana?

Apa yang ingin mereka bawa pulang?

Ini bisa dilakukan melalui bimbingan manasik yang mendalam. Bukan manasik informatif, tetapi manasik transformatif.

Personalisasi dan Pembimbingan Aktif

Sama seperti guru dan dosen dalam deep learning yang harus hadir sebagai fasilitator, muthawwif dan pembimbing umroh juga perlu hadir sebagai sahabat spiritual, penuntun hati, pembimbing ruhani.

Pembelajaran Sebelum, Selama, dan Sesudah Umroh

Deep learning menekankan proses yang berkelanjutan. Maka pelayanan umroh yang berdampak tidak berhenti di bandara. Harus ada pembinaan pra-umroh, pendalaman makna saat di tanah suci, dan refleksi serta tindak lanjut pasca-umroh.

Belajar dari Pesantren dan Finlandia

Dalam pendidikan pesantren, proses deep learning sesungguhnya telah dipraktikkan sejak lama. Seorang santri tidak hanya belajar apa yang dikatakan atau yang tertulis dalam kitab kuning, tetapi para kyai dan ustadz yang mengajarkan kitab kuning itu juga mengaitkannya dengan kehidupan dan santri membiasakannya dalam akhlak keseharian. Ibadah bukan hanya teori, tapi diserap dalam keseharian.

Finlandia, negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, mengajarkan anak-anaknya dengan cara memahami, berdiskusi, dan merasakan makna pembelajaran. Belajar tidak untuk mengejar ujian, tapi membangun makna personal.

Maka kita sebagai penyelenggara umroh seharusnya bisa meniru prinsip-prinsip ini: disamping mendidik jamaah dalam aspek fiqih, juga mendidik dan mendampingi jamaah dalam makna ruhani dan sosial.

Menjadikan Umroh sebagai Perjalanan Transformasi

Ketika jamaah pulang dari umroh, kita harus pastikan bahwa bukan hanya kopernya yang penuh dengan oleh-oleh, tapi jiwanya juga harus lebih ringan dari dosa, lebih penuh dengan makna, dan lebih berani menjadi agen perubahan. 

Pelayanan perjalanan ibadah umroh yang mengusung semangat deep learning akan berdampak besar dan merubah jamaah menjadi, lebih paham dan menghayati ibadah, dan kualitas spiritual mereka meningkat

Kepuasan terhadap penyelenggara pun naik secara alami. Dan, yang terpenting adalah mereka pulang membawa perubahan perilaku yang nyata.

Berhentilah dari Sekadar Melayani, Mulailah Menginspirasi

Kepada para PPIU penyelenggara layanan ibadah umroh, saya mengajak, mari kita sadari bahwa penyelenggara pelayanan ibadah umroh adalah mitra ruhani jamaah. Tugas kita bukan hanya mengantar ke tanah suci, tetapi membantu mereka pulang dengan jiwa yang lebih suci. Lebih bersih. Lebih terinspirasi.

Dan inilah yang sesungguhnya yang membedakan kita dengan praktek ilega “Umroh Mandiri” yang dilakukan oleh oknum di negeri ini, atas nama perkembangan teknologi. Padahal sesungguhnya mereka sedang mendegradasi makna ibadah umroh itu sendiri.

Sebagaimana dalam pendidikan, ibadah yang bermakna harus didukung oleh pembelajaran yang dalam. Maka Deep Learning bukan hanya relevan bagi guru dan siswa, atau dosen dan mahasiswa. Tapi juga bagi kita semua yang mengabdi dalam pelayanan ibadah. Semoga Allah ridha atas setiap ikhtiar kita.

Ditulis Oleh: Ulul Albab

  • Pakar Pendidikan
  • Ketua ICMI Jawa Timur
  • Ketua Bidang Litbang DPP Amphuri

Editor : Amal Jaelani

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru