Kenaikan Tarif Ojol, Solusi Atau Cara Baru Jadi Miskin?

ayojatim.com
Pengemudi Ojol melintas di Surabaya. Foto: Ali Masduki/Ayojatim

SURABAYA - Pemerintah saat ini tengah mempertimbangkan kenaikan tarif ojek online (ojol) dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan para mitra pengemudi.

Namun, rencana ini mendapat sorotan tajam dari pakar ekonomi dari Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Rossanto Dwi Handoyo, yang mengingatkan agar kebijakan tersebut dilihat secara cermat agar tidak menimbulkan dampak sosial negatif.

Baca juga: Tunjungan Bukan Hanya Wisata, Ini Kisah di Baliknya Versi Tim PKM UNAIR

“Perlu diklarifikasi dulu, apakah benar kenaikan tarif ini semata demi kesejahteraan driver? Atau justru malah menambah beban bagi masyarakat luas?” ujar Prof Rossanto.

Menurutnya, kenaikan tarif tanpa sistem yang tepat belum tentu menjamin pengemudi mendapatkan pendapatan lebih baik.

“Idealnya, bukan hanya tarif yang naik tapi ada jaminan pendapatan minimum per transaksi bagi driver,” tambahnya.

Prof Rossanto mengungkapkan kekhawatirannya akan munculnya "masyarakat miskin baru" di kalangan pengemudi ojol.

Baca juga: "Emak-Emak Matic" Kuasai AI dan Digital Marketing, UMKM Naik Kelas!

Ia menjelaskan bahwa garis kemiskinan saat ini ada di sekitar Rp600 ribu per kapita per bulan, artinya keluarga dengan empat anggota perlu penghasilan minimal Rp2,4 juta agar bisa hidup layak.

"Jika pengemudi ojol yang jadi tulang punggung keluarga belum bisa mencukupi kebutuhan dasar, berarti sistemnya bermasalah,” katanya.

Pakar ekonomi ini juga menekankan pentingnya keterlibatan negara dalam mengatur ekosistem ekonomi digital.

Baca juga: Tragedi Selat Bali, Pakar UNAIR Ungkap Kegagalan Sistemik Keselamatan Laut

“Digitalisasi memang membuka peluang, tapi tanpa regulasi yang adil, justru bisa memperlebar kesenjangan sosial ekonomi. Negara harus hadir untuk menyeimbangkan agar tidak hanya yang kuat yang bisa bertahan," tegas Prof Rossanto.

Ia mendorong agar kebijakan kenaikan tarif ojol bukan hanya keputusan jangka pendek semata, melainkan bagian dari upaya menciptakan ekosistem transportasi digital yang inklusif, adil, dan berkelanjutan.

Dengan pengelolaan yang tepat, diharapkan tarif naik bisa membawa manfaat optimal bagi pengemudi tanpa membebani konsumen.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru