Sampah Menjadi Rupiah, Sampah Menjadi Berkah

Gubernur Khofifah Dorong Pengolahan Sampah Berbasis Green Economy

ayojatim.com
Gubernur Khofifah didampingi Bupati Indah Amperawati meresmikan Tempat Pengolahan Sampah 3R di Lumajang. foto: humprov for ayojatim.

LUMAJANG - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan tempat pengolahan sampah (TPS) dengan konsep untuk mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (rycyle) Desa Purworejo dan Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Peresmian dihadiri Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar atau Bunda Indah di Desa Purworejo Lumajang, Minggu (25/5/2025).

Baca juga: Gubernur Khofifah Beri Pesan Percepatan Program MBG, Sekolah Rakyat dan Koperasi Merah Putih kepada Bupati-Wabup Magetan

TPS 3R berfungsi untuk melayani suatu kelompok masyarakat (termasuk di kawasan masyarakat berpenghasilan rendah) yang terdiri dari minimal 400 rumah atau kepala keluarga bertempat di dua desa tersebut.

Gubernur Khofifah mengatakan bahwa kedua TPS 3R ini dilengkapi dengan teknologi sederhana namun Tepat Guna, selain biaya pengadaan, biaya operasional dan pemeliharaanya juga sangat murah dan yang masyarakat umum dengan mudah mengoperasikan.

Untuk diketahui, fungsi dan konsep utama pengolahan sampah pada TPS 3R adalah untuk mengurangi kuantitas dan/atau memperbaiki karakteristik sampah, yang akan diolah secara lebih lanjut di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah, selain itu TPS 3R dapat membantu mewujudkan Green Economy ditingkatan masyarakat.

“TPS 3R diharapkan berperan dalam menjamin kebutuhan lahan yang semakin kritis untuk penyediaan TPA sampah di perkotaan,” jelasnya.

Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional, untuk meletakkan TPA sampah pada hirarki terbawah, sehingga meminimalisir residu untuk kemudian diurug dalam TPA.

"Dimulai dari yang sederhana, Teknologi Tepat Guna (TTG) yang sederhana ini masyarakat diajak bersama-sama untuk melakukan pengolahan sampah melalui pola 3R," ujarnya usai meninjau TPS 3R di Desa Purworejo.

Khofifah juga menyampaikan bahwa Sampah rumah tangga masih mendominasi komposisi sampah nasional pada tahun 2024.

Menurut data Sistem Informasi pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 33,79 juta ton timbulan sampah sepanjang 2024. Volume tersebut turun 21,83% dibanding tahun 2023 yang bahkan mencapai 43,23 juta ton sampah, tertinggi selama 6 tahun terakhir.

Baca juga: Penuhi Harapan Buruh, Gubernur Khofifah Luncurkan Bus TransJatim Koridor VI Mojokerto-Sidoarjo via Ngoro Industrial Park

Melalui pengolahan sampah dengan pola 3R diharapkan peran serta masyarakat didalam pengolahan sampah terutama yang dihasilkan skala rumah tangga semakin meningkat sehingga mampu mengurangi timbunan sampah secara signifikan.

Khusus sampah organik yang berasal dari sisa makanan dan sayuran kita dapat memanfaatkan untuk budidaya magot atau belatung yang merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) untuk pakan ayam dan ikan.

Dengan demikian masyarakat dapat memanfaatkan magot sebagai sumber pakan ayam dan ikan serta kompos atau pupuk organik utama yang tidak berbau, selain lebih ramah lingkungan dan ekonomis penggunaan kompos menjadi upaya nyata kita didalam mengkonversi penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik," kata Khofifah.

Selain itu melalui pola 3R ini masyarakat dengan mendaur ulang dan mengolah sampah dapat menciptakan produk-produk baru dari bahan daur ulang. Ini tidak hanya mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat melalui penjualan produk daur ulang.

Gubernur Khofifah menegaskan, tidak ada alasan lagi bagi masyarakat untuk tidak memanfaatkan semaksimal mungkin keberadaan TPS 3R dikarenakan TPS 3R merupakan salah satu solusi inovatif dan berkelanjutan untuk pengelolaan sampah di tingkat Rumah Tangga/komunitas.

Baca juga: Heboh, Atase Pertahanan 17 Negara Datangi Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi

Dengan mengadopsi prinsip 3R, TPS 3R membantu mengurangi beban TPA, mengurangi dampak lingkungan, dan yang terpenting adalah memberdayakan masyarakat.

Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, manfaat jangka panjang dari TPS 3R bagi lingkungan dan masyarakat/komunitas sangat signifikan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, TPS 3R dapat menjadi model efektif untuk pengelolaan sampah yang lebih baik di seluruh Indonesia.

"Pak Kades dan seluruh warga di Desa Purworejo ini, saya mohon semangatnya untuk menjaga program yang sepertinya sederhana tapi maknanya sangat besar bagi daya dukung alam, dan daya dukung lingkungan," pintanya.

"Mudah-mudahan nanti sampah bisa jadi rupiah, sampah bisa menjadi berkah," imbuhnya.

Editor : Diday Rosadi

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru