SURABAYA – Kasus kanker kolorektal (usus besar) meningkat pesat, bahkan kini mengancam generasi muda, khususnya Gen Z.
Hal ini diungkapkan oleh dr. Annisa Zahra Mufida Sp.PD, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), menanggapi meningkatnya kasus Early Onset Colorectal Cancer (EOCRC) – kanker kolorektal yang muncul pada usia di bawah 45 tahun.
Baca juga: Turnamen Golf Piala Bergilir Rektor Unair 2025 Sukses Digelar di Taman Dayu
Dr. Annisa menjelaskan beberapa faktor penyebab EOCRC pada usia muda, antara lain gaya hidup tidak sehat, konsumsi makanan cepat saji dan tinggi gula sintetis (seperti fruktosa), obesitas, konsumsi alkohol dan rokok, kurangnya aktivitas fisik, serta faktor genetik.
"Kanker kolorektal pada usia muda memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan pada usia lanjut," jelas Dr. Annisa.
"Risiko metastasis dan kegagalan terapi juga lebih tinggi. Ini menjadi perhatian serius karena banyak kasus terdeteksi sudah pada stadium lanjut," sambungnya.
Baca juga: UNAIR Buka Empat Jalur Mandiri 2025, Ini Syarat dan Jadwal Lengkapnya!
Gejala kanker kolorektal memang beragam, namun seringkali tidak menunjukkan gejala spesifik. Gejala umum yang perlu diwaspadai meliputi anemia, darah dalam feses, diare lebih dari dua minggu, penurunan berat badan signifikan, nyeri di sekitar dubur, dan sembelit lebih dari tiga bulan.
"Sayangnya, hampir 50% kasus terdeteksi sudah dalam stadium lanjut karena stigma bahwa kanker hanya menyerang usia lanjut," tambah Dr. Annisa. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mencegah kondisi memburuk.
Untuk mencegah kanker kolorektal, Dr. Annisa menyarankan beberapa langkah, yaitu mengetahui riwayat penyakit keluarga, menghindari makanan cepat saji dan mengutamakan real food, meningkatkan aktivitas fisik, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Baca juga: Tips Baking Gluten-Free dari Chef Risma, Lapis Legit & Bika Ambon Sehat untuk Lebaran
Jika muncul gejala, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan feses. Jika ditemukan darah dalam feses, pemeriksaan lanjutan seperti kolonoskopi perlu dilakukan untuk diagnosis yang lebih akurat.
"Kolonoskopi sangat penting untuk mengurangi risiko kondisi kanker memburuk," pungkas Dr. Annisa.
Editor : Alim Perdana