Manggarai Bershalawat: Dari Tawuran ke Harmoni

ayojatim.com
A. Djunaidi Sahal, Pegiat PMII Jakarta. foto: istimewa/ayojatim.

MANGGARAI, Jakarta Selatan-wilyah yang di kenal dengan tawurannya yang legendaris, hampir setara dengan film aksi Hollywood, minus efek CGI.

Setiap sore, warga sekitar berdebar-debar: apakah hari ini ada "episode baru" dari saga tawuran antar RW?Namun, solusi akhirnya datang dari arah yang tak terduga-duga yakni Manggarai Bershalawat.

Begitu Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Pramono Anung mengumumkan, para pelaku tawuran pun terdiam. Shalawatan?Bisa nggak sambil lempar batu? tanya salah satu pentolan tawuran, yang mulai mempertimbangkan karier baru sebagai munsyid dadakan.

Konsepnya mungkin sederhana, kumpul bareng, shalawatan, refleksi diri, dan mendekatkan hati bukan mendekatkan geng dengan pentungan.

Diharapkan dengan Shalawat menggema di sudut-sudut gang, suasana Manggarai berubah drastis. Suasana lantunan shalawat mulai menggantikan riuhnya lemparan batu.

Warga yang biasa tawuran dan ada yang berlari menghindarinya kini berkumpul untuk shalawatan sambil menikmati teh hangat dan gorengan (jujur saja karena perut damai adalah hati damai).

"Kami sih setuju, tapi gimana tetap ada adu kehebatan? Misalnya lomba shalawatan antar RW? Kita bisa lihat siapa yang lebih merdu, bukan lebih jago lempar batu" ujar pemuda yang sebelumnya dikenal sebagai "snipper batu Manggarai".

Sementara itu, ibu- ibu setempat bersorak."Akhirnya anak-anak kami ikut majelis, bukan ikut tawuran, lebih baik rebutan mikrofon dari pada rebutan gang!"

Pada kontestasi Pilgub 2017, masyarakat Jakarta mengalami polarisasi yang tajam. Penulis yang pada saat itu menjadi koordinator Relanu (Relawan Nusantara yang diketuai oleh Sahabat Nusron Wahid; Menteri ATR BPN saat ini), kelompok relawan pendukung Ahok mengagas program Jakarta Bershalawat di tiap tiap kelurahan, jadi Manggarai Bershalawat bukanlah hal baru.

Tetapi shalawat yang dilakukan pada saat itu bertujuan untuk menciptakan harmonisasi antar umat beragama akibat dari adanya Politik Identitas.

Apakah Manggarai Bershalawat yang diumumkan Gubernur DKJ ini solusi jangka panjang? Waktu yang akan menjawab.Siapa tahu, beberapa tahun lagi kita tidak mengenal Manggarai sebagai "wilayah tawuran", tapi sebagai "Manggarai The Musical" versi shalawat.

Salam Damai, kurangi drama, perbanyak shalawat!

A. Djunaidi Sahal, Pegiat PMII Jakarta

Editor : Diday Rosadi

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru