SURABAYA - Anggota DPD RI, Lia Istifhama menilai pilkada serentak secara umum telah berjalan kondusif. Meski ada sejumlah catatan dalam keberlanjutan demokrasi negeri ini. Diantara yang utama adalah praktek pragmatisme yang masih marak.
Lia melanjutkan, berbicara Pilgub Jatim, ia mengatakan sudah selesai, sudah final di mata publik. Rakyat sudah menggunakan hak pilih dan pasangan Khofifah-Emil meraih dukungan tertinggi, suara Mayoritas.
Baca juga: Ning Lia Senator Jatim Dukung Ali Mannagalli Pimpin Ansor Surabaya
"Kemenangan Khofifah-Emil adalah legitimasi suara rakyat Jawa Timur. Pilgub sudah selesai, kini saatnya bersama membangun Jawa Timur," kata Lia dalam Talk show Suara Dewan, Radio Mercury 96 FM, Kamis (12/12/2024).
Acara yang dipandu Yanti Lestari tersebut mengangkat tema "Refleksi Pilkada Jawa Timur Menjaga Harmoni dan Demokrasi yang Damai" tersebut berlangsung sangat komunikatif.
Banyak pendengar mengikuti secara live melalui streaming radio maupun channel youtube, sehingga banyak pertanyaan pun masuk melalui telpon 0315620096 dan pesan whatsapp melalui 0817300096.
Ning Lia sendiri, panggilan akrab politisi cantik yang meraih suara tertinggi nasional senator perempuan non petahana tersebut, menyampaikan banyak hal menarik. Diantaranya terkait Pilkada Serentak yang sudah berakhir.
Saat ini kita bicara harmonisasi peta politik nasional. Apa yang sudah dilakukan Khofifah terkait Jatim to global, terus berjalan dan seiring dengan kebijakan pusat.
"Sehingga semua sangat selaras, baik ke tingkat atas yaitu pusat, sesama regional, maupun dengan daerah di Kabupaten/Kota. Ini akan membentuk keadilan pembangunan, bukan hanya pemerataan. Jadi sesuai dengan sila kelima Pancasila,” urainya.
Terkait beberapa paslon yang mengajukan gugatan Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK), Lia pun menilai itu sebagai bagian dinamika politik.
Baca juga: Senator Lia Istifhama Dukung Peningkatan Pelayanan Medis RSUD Haji Surabaya
Menurutnya, semua memiliki hak terkait proses politik, namun ia berharap kondusifitas ini tetap terjaga. Alhamdulillah masyarakat tidak terbawa nuansa tensi panas politik. Tidak terlihat chauvinisme politik, semuanya normal," ujarnya.
Doktoral UINSA yang sebelumnya dikenal sebagai aktivis itu, mendapatkan banyak pertanyaan dari pendengar setia radio Mercury. Diantaranya seorang pendengar bernama Theo yang menyinggung terkait Otonomi Daerah (OTODA).
“Sangat menarik bicara OTODA termasuk potensi egosentris kedaerahan. Yang namanya sebuah kebijakan, pasti punya tujuan positif. Namun apakah semua daerah sama kondisinya di lapangan? Tentu tidak, sehingga asas keadilan sangat utama, bukan sebatas pemerataan karena semua tidak bisa dinilai sama rata," tandasnya.
Seperti biasa, nuansa talk show selalu dibangun penuh keceriaan oleh Ning Lia, sekalipun tema politik umumnya menjadi diskusi yang serius. Ia pun melontarkan banyak pantun, diantaranya:
Baca juga: Senator Lia Istifhama Apresiasi Ponpes Maftahul 'Uluum Jatinom Blitar
‘Beli daun bayam eh keliru daun pepaya
Jangan hanya diam jika kata katamu bisa jadi karya’
‘Di acara reuni ketemu mantan kekasih, mau ngajak selfi, apa gak bahaya
Di radio mercure kita asyik berdiskusi, temanya politik tapi alhamdulillah nuansa ceria’
‘Mantan kekasih tinggallah cerita
Sekian terimakasih dan jangan lupa bahagia’
Menarik, bukan? Itulah nuansa talkshow radio Mercury dengan tamu perdana dari kursi Dewan Perwakilan Daerah RI.
Editor : Diday Rosadi