SURABAYA – Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) menggelar pelatihan Medication Therapy Management (MTM) untuk preseptor apoteker di Aula Gedung Nanizar Zaman Joenoes.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya pengelolaan obat rujuk balik bagi pasien Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) di Jawa Timur.
Baca juga: Unusa Kukuhkan Diri sebagai Klaster Mandiri Riset dan Pengabdian Masyarakat
Lebih dari 75 peserta, terdiri dari preseptor apoteker dari berbagai apotek dan puskesmas serta mahasiswa Farmasi Unair, mengikuti pelatihan intensif ini. Mereka dilatih memahami implementasi MTM, termasuk mekanisme rujuk balik dan penanganan masalah terkait obat pada pasien Prolanis.
Program pengabdian masyarakat ini merupakan wujud nyata komitmen Unair dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
MTM merupakan pendekatan profesional yang menekankan kolaborasi antara pasien, apoteker, dan tenaga kesehatan lain. Tujuannya memastikan terapi obat tepat, efektif, aman, dan sesuai kebutuhan klinis pasien. Pelatihan ini difokuskan pada pengurangan masalah penggunaan obat, seperti kesalahan dosis, interaksi obat berbahaya, dan kepatuhan pasien.
Meskipun program MTM telah didukung BPJS Kesehatan melalui JKN sejak 2018, implementasinya masih terbatas. Pelatihan ini diharapkan mendorong lebih banyak apoteker menerapkan MTM dalam pelayanan rujuk balik.
Baca juga: Indonesia Krisis Kesehatan? Ini Fakta Mengejutkan yang Harus Anda Ketahui!
Prof. Dr. apt. Umi Athiyah, M.S., salah satu pemateri, menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan obat.
"Banyak pasien tidak memahami cara mengonsumsi obat dengan benar atau bahkan tidak mengetahui potensi interaksi obat yang bisa membahayakan kesehatan mereka. Oleh karena itu, pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan apoteker dalam memberikan edukasi kepada pasien," ujarnya.
Peserta mempelajari prinsip dasar MTM, membangun hubungan terapeutik dengan pasien, identifikasi masalah terapi obat, dan pemantauan luaran penggunaan obat. Praktik langsung melalui studi kasus juga dibimbing oleh apt. Andi Hermansyah, M.Sc., Ph.D.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat, Tim Pengmas Fakultas Farmasi Unair Inisiasi Pojok Herbal
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan preseptor tentang terapi obat yang terkelola baik serta peran apoteker dalam memastikan pasien mendapat manfaat maksimal dari terapi. Peserta juga berkesempatan berdiskusi dan bertanya langsung kepada narasumber.
Melalui program pengabdian masyarakat ini, Unair berharap dapat berkontribusi signifikan pada peningkatan kesehatan masyarakat Jawa Timur.
Kegiatan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan kompetensi yang meningkat, diharapkan apoteker dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang lebih baik, mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat, dan menjamin pengobatan yang efektif.
Editor : Alim Perdana