Akhiri Nyeri Kronis dengan Teknologi Canggih Tanpa Rawat Inap di Granostic Pain Clinic Surabaya

Klinik yang mengusung semboyan "Nyaman Tanpa Nyeri" ini, hadir sebagai solusi inovatif di luar lingkungan rumah sakit. Foto/Granostic
Klinik yang mengusung semboyan "Nyaman Tanpa Nyeri" ini, hadir sebagai solusi inovatif di luar lingkungan rumah sakit. Foto/Granostic

SURABAYA - Harapan baru bagi penderita nyeri kronis hadir di Surabaya dengan diresmikannya Granostic Pain Clinic. Klinik ini menawarkan penanganan nyeri komprehensif, mulai dari kasus ringan hingga berat, dengan teknologi radiofrekuensi canggih dan prosedur minimal invasif tanpa rawat inap.

Klinik yang mengusung semboyan "Nyaman Tanpa Nyeri" ini, hadir sebagai solusi inovatif di luar lingkungan rumah sakit.

Peresmian Granostic Pain Clinic dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Staf Ahli Walikota Surabaya Bidang Kemasyarakatan dan SDM, drg. Bisukma Kurniawati, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina.

Direktur PT. Persada Medika Utama, Dwi Djojonegoro, menjelaskan bahwa transformasi Granostic dari laboratorium medis menjadi klinik pada tahun 2022, melahirkan Centre of Excellent bernama ARA (Anestesi dan Reanimasi).

"ARA ini diinisiasi oleh para dokter spesialis anestesi yang ingin mengembangkan layanan di luar rumah sakit," ungkap Dwi. "Meskipun telah berpraktik di berbagai rumah sakit, ini adalah pertama kalinya mereka berpraktik di sebuah klinik."

Kepala Sekolah Program Fellowship International Pain RSUD dr. Sutomo, dr. Dedi Susila, menjelaskan bahwa Granostic adalah klinik nyeri pertama dengan konsep office-based.

"Banyak pasien yang khawatir atau takut berobat ke rumah sakit karena takut tertular penyakit lain atau prosedur yang rumit," jelas dr. Dedi. Di Granostic, semua proses terasa lebih sederhana dan memudahkan pasien.

dr. Dedi menambahkan bahwa penanganan di Granostic Pain Clinic setara dengan di rumah sakit, bahkan lebih efisien.

"Begitu pasien datang, dilakukan pemeriksaan, dan jika ada indikasi tindakan invasif, bisa langsung dilaksanakan di kamar operasi tanpa penjadwalan yang lama," terangnya.

Untuk mengurangi rasa nyeri, Granostic Clinic memanfaatkan teknologi radiofrekuensi. Menurut dr. Dedi Susila, teknologi ini memiliki dua fungsi utama:

1. Ablasi: Mematikan saraf nyeri dengan suhu tertentu (di atas 80°C) untuk kasus nyeri kronis, seperti pada pasien penderita kanker.

2. Neuromodulasi (PRF): Menggunakan teknik Pulse Radio Frequency (PRF) untuk menormalkan kembali fungsi saraf yang rusak secara fisiologis, contohnya pada kasus saraf kejepit, agar saraf gerak tetap berfungsi.

"Pengobatan di Granostic Pain Clinic dikatakan berhasil apabila sudah bisa menghilangkan rasa nyeri di atas 60 persen," kata dr. Dedi Susila.

"Meskipun nyeri 100 persen tidak mungkin hilang karena penyebab utamanya masih ada, namun kualitas hidup pasien jauh lebih bagus karena tidak tersiksa lagi," tegasnya.

Klinik kesehatan ini juga menawarkan biaya penanganan yang lebih terjangkau dibandingkan di rumah sakit untuk kasus tertentu, meskipun ditangani oleh dokter spesialis dan menggunakan teknologi modern.

Editor : Alim Perdana