SURABAYA – Setiap tahun, kisah-kisah inspiratif mengiringi keberangkatan jamaah haji dan umroh dari berbagai penjuru Indonesia. Yang menarik, tidak sedikit dari mereka berasal dari kalangan ekonomi sederhana, pedagang kecil, petani, guru honorer, hingga penjual jajanan keliling, yang berhasil menunaikan ibadah ke Tanah Suci.
Fenomena ini menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji. Dimana kemampuan ibadah haji dan umroh bukanlah semata soal kemampuan materi, melainkan tentang kemauan dan keyakinan yang kuat.
Beberapa diantara para jamaah itu, mereka rela menabung selama bertahun-tahun, mengumpulkan rupiah demi rupiah dari penghasilan yang sangat terbatas, demi satu tujuan: memenuhi panggilan Allah ke Baitullah.
Menurut Ustadz Nafi' Unnas, Pembimbing Umroh Samira Travel Jawa Timur, menjelaskan, bahwa fenomena ini seharusnya menjadi motivasi bagi siapa pun yang memiliki kerinduan ke Tanah Suci.
"Mereka bukan orang yang ‘mampu’ secara materi, tapi mereka punya satu kekuatan: kemauan yang besar dan keyakinan yang tak tergoyahkan," ujar Ustadz Nafi’ saat ditemui di sela kajian rutin pekanan, Senin (28/7/2025).
Ia menambahkan, tidak sedikit dari jamaah tersebut yang bahkan memulai perjalanan spiritualnya dengan doa sederhana, namun konsisten.
"Ketika doa diiringi usaha, Allah akan tunjukkan jalan-Nya, bahkan melalui jalan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya," tambanya.
Kisah-kisah semacam ini juga menjadi pengingat bahwa ibadah haji bukan hanya hak kaum berada, melainkan panggilan suci yang terbuka bagi siapa pun yang bersungguh-sungguh.
Dengan semangat itu, banyak masyarakat yang sebelumnya merasa pesimis, kini mulai percaya bahwa mereka pun memiliki kesempatan yang sama.
Melalui cerita para jamaah tersebut, harapan akan terus hidup di hati masyarakat. Mereka yang selama ini hanya bisa bermimpi, kini mendapat contoh nyata bahwa dengan niat tulus dan keteguhan hati, tidak ada yang mustahil, termasuk berhaji ke Tanah Suci.
Editor : Amal Jaelani