SURABAYA – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) resmi membentuk Badan Pekerja Kongres Nasional XXII untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan yang telah berlangsung sejak Kongres Ambon 2019.
Inisiatif ini diprakarsai oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Surabaya dan Jember, sebagai upaya mengembalikan GMNI pada khittah perjuangannya yang berlandaskan ideologi Marhaenisme.
Dualisme kepemimpinan antara kubu Arjuna Putra Aldino dan Imanuel Cahyadi telah melemahkan organisasi dan menghambat konsolidasi internal, menurut Ketua DPC GMNI Surabaya, Virgiawan Budi.
"Badan Pekerja Kongres ini dibentuk untuk memastikan Kongres XXII menjadi momentum persatuan," ujar Virgi dalam keterangan resmi.
"Kami ingin GMNI kembali fokus pada perjuangan ideologis, memperluas eksistensi organisasi, dan peka terhadap isu-isu kebangsaan, bukan hanya terjebak konflik internal," sambungnya. Ia menekankan pentingnya semangat Marhaenisme sebagai landasan perjuangan GMNI.
Ketua DPC GMNI Jember, Abdul Aziz Al Fazri, menambahkan bahwa pembentukan badan pekerja juga bertujuan membuka ruang komunikasi antar cabang di seluruh Indonesia. "Kuat karena bersatu, bersatu karena kuat," kata Aziz.
"Kongres ini bukan hanya untuk menyelesaikan dualisme, tetapi juga mengkristalkan perjuangan untuk kebesaran bangsa dan kemakmuran rakyat, serta menghilangkan hal-hal yang menghambat kinerja GMNI," lanjutnya.
Badan Pekerja Kongres XXII akan melibatkan perwakilan dari berbagai cabang GMNI. Fokus utamanya adalah revitalisasi organisasi, penguatan ideologi Marhaenisme, dan penegasan peran GMNI sebagai "Pejuang Pemikir – Pemikir Pejuang".
Kongres Persatuan ini diharapkan menghasilkan kepemimpinan yang solid dan mampu menjawab tantangan zaman, sejalan dengan semangat "Samenbundelling van alle revolutionaire krachten" (persatuan semua kekuatan revolusioner) yang digaungkan Bung Karno.
Ketua Badan Pekerja Kongres Nasional, Surya Dwi Hadmaja, menyatakan dukungan mayoritas cabang terhadap Kongres Persatuan 2025.
"GMNI harus kembali menjadi juru pikir dan juru bicara zaman baru, bukan terjebak konflik internal," tegasnya.
Dengan semangat "Pejuang Pemikir, Pemikir Pejuang," GMNI optimistis menatap masa depan yang lebih bersatu dan kuat. Merdeka! GMNI Jaya! Marhaen Menang!
Editor : Alim Perdana