Dari Sidang ke Kampus, Perjalanan Inspiratif Dimas Yemahura Menembus Tantangan Ganda

Dimas Yemahura Alfarauq, bersama keluarga kecilnya usai mengikuti wisuda program sarjana, magister, dan doktor pada Sabtu (26/04) di Dyandra Convention Center Surabaya. Foto/Ayojatim
Dimas Yemahura Alfarauq, bersama keluarga kecilnya usai mengikuti wisuda program sarjana, magister, dan doktor pada Sabtu (26/04) di Dyandra Convention Center Surabaya. Foto/Ayojatim

SURABAYA - Hari ini menjadi momen bersejarah bagi Dimas Yemahura Alfarauq. Pria kelahiran Tulungagung, 9 Desember 1991, resmi menyandang gelar Magister Hukum dari Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya.

Dimas berhasil menyelesaikan studinya melalui jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), sebuah skema yang memberikan kesempatan bagi mereka yang sudah berpengalaman kerja untuk melanjutkan pendidikan.

Bagi Dimas, RPL bukan sekadar jalur kuliah, melainkan solusi untuk menyeimbangkan antara karier dan pendidikan.

“Saya menjalankan beberapa profesi sekaligus. Sebagai lawyer litigasi di pengadilan, lawyer korporat untuk perusahaan, dan lawyer pajak. Semua itu saya jalani sambil tetap kuliah di Unitomo,” ungkap Dimas usai acara wisuda lulusan program sarjana, magister, dan doktor pada Sabtu (26/04) di Dyandra Convention Center Surabaya.

Di dunia hukum, nama Dimas sudah tidak asing lagi. Ia mendirikan dua kantor hukum: Dimas Yemahura Alfarauq SH MH and Partner, serta Biro Bantuan Hukum Damar Indonesia.

Melalui lembaga bantuan hukum ini, Dimas berkomitmen untuk memberikan layanan hukum gratis kepada masyarakat yang kurang mampu.

“Mendirikan lembaga bantuan hukum itu bagian dari pengabdian saya. Banyak masyarakat yang tidak tahu ke mana harus mencari bantuan hukum. Kami hadir untuk menjembatani itu,” jelasnya.

Keputusan Dimas untuk melanjutkan studi di Unitomo bukanlah pilihan sembarangan. Ia mengaku sudah lama mengenal reputasi kampus ini dalam dunia hukum.

“Unitomo terbukti melahirkan banyak cendekiawan, aktivis, dan praktisi hukum berpengalaman di Indonesia. Mereka mendidik mahasiswa tidak hanya untuk lulus, tapi juga untuk unggul di dunia nyata,” tambahnya.

Namun, perjalanan kuliah melalui jalur RPL tidaklah mudah. Dimas harus mengikuti proses akademik yang ketat, termasuk menyusun tesis. Berkat dukungan dari para dosen dan pembimbing, ia berhasil menyelesaikan studinya tepat waktu.

“Saya berterima kasih kepada seluruh dosen, terutama Ibu Wahyu dan Ibu Rektor Siti Marwiyah. Mereka sabar membimbing saya hingga tesis selesai,” katanya dengan penuh rasa syukur.

Dengan gelar Magister Hukum di tangan, Dimas kini memiliki pesan penting bagi mahasiswa aktif maupun calon mahasiswa. Ia mendorong mereka untuk meningkatkan semangat belajar dan menjaga integritas. “

Bagi yang belum kuliah, jangan ragu memilih Unitomo sebagai tempat menuntut ilmu. Saya bisa sampai di titik ini berkat Unitomo. Tidak hanya ilmunya yang mumpuni, dosennya juga hebat-hebat. Bahkan sekarang sudah ada program doktor (S3) di sini. Jadi jangan ragu,” tutur Dimas.

Kini, Dimas berencana untuk memperkuat kontribusinya di bidang hukum, tidak hanya di ruang sidang, tetapi juga melalui pengabdian di tengah masyarakat.

Bagi Dimas Yemahura Alfarauq, pendidikan bukan sekadar mengejar gelar. Ini tentang memperluas kemampuan, memperdalam pengabdian, dan membuktikan bahwa kesibukan bukan alasan untuk berhenti berkembang.

Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Dimas menjadi contoh nyata bahwa kuliah sambil bekerja bukanlah halangan, melainkan sebuah tantangan yang bisa dihadapi dengan baik.

 

Editor : Alim Perdana