SURABAYA - Sebanyak 136 pejabat struktural Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) dilantik dalam sebuah prosesi yang berlangsung di gedung At Tauhid Tower pada 21 April 2025.
Para pejabat yang dilantik meliputi Dekan, Wakil Dekan, Direktur, Wakil Direktur Pascasarjana, Kepala Biro, Kepala Lembaga, Kepala UPT, Kaprodi, dan Sekprodi. Pelantikan ini menandai awal dari periode baru kepemimpinan di berbagai unit, lembaga, dan fakultas di lingkungan UM Surabaya.
Acara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Prof. Achmad Jainuri (Wakil Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah), Dr. HM. Sulthon Amien, MM (Ketua Badan Pembina Harian UM Surabaya), dan Ir. Tamhid Masyudi, MT (Wakil Ketua PWM Jawa Timur).
Rektor UM Surabaya, Mundakir, dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada para pejabat baru dan mengucapkan terima kasih kepada para pejabat lama atas pengabdian dan dedikasi mereka selama menjabat. Mundakir menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar kegiatan seremonial melainkan momen penuh tanggung jawab yang harus dimaknai secara mendalam.
"Pelantikan bukan sekadar kemuliaan personal. Ini adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan komitmen dan profesionalisme tinggi," tegas Mundakir.
Tiga Target Strategis Utama
Mundakir memaparkan tiga target strategis yang menjadi fokus utama selama masa jabatan struktural periode ini:
1. Peningkatan Jumlah Mahasiswa Baru
Target pertama adalah peningkatan jumlah mahasiswa baru hingga 3.000 orang per tahun sebagai ukuran penting untuk melihat sejauh mana kepercayaan masyarakat terhadap UM Surabaya sebagai institusi pendidikan unggul.
"Kita ingin UM Surabaya menjadi pilihan utama calon mahasiswa tidak hanya di Jawa Timur tapi juga nasional bahkan internasional," ujarnya.
2. Peningkatan Budaya Mutu Menuju Akreditasi Internasional
Target kedua adalah membangun budaya mutu di semua lini—terutama aspek akademik, sumber daya manusia serta implementasi Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah—dengan output pencapaian akreditasi internasional.
Mundakir menyebut bahwa akreditasi internasional akan membuka peluang lebih luas bagi lulusan UM Surabaya untuk diterima pasar kerja global serta mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Akreditasi internasional bukan hanya simbol tapi bukti nyata kemampuan kita bersaing secara global," ungkapnya.
Seluruh dosen diwajibkan memiliki jabatan fungsional minimal dalam dua tahun ke depan; tidak boleh ada lagi dosen berstatus tenaga pengajar tanpa jenjang akademik jelas.
3. Evaluasi Kinerja Struktural Secara Berkala
Target ketiga adalah evaluasi kinerja setiap dua tahun meskipun masa jabatan tertulis empat tahun dalam Surat Keputusan (SK). Evaluasi berlaku untuk semua level kepemimpinan mulai dekan hingga ketua program studi.
"Jika dalam dua tahun tidak menunjukkan performa baik akan ada pergantian agar kinerja selalu terukur dan profesional," katanya.
Pohon Kinerja: Simbol Target Capaian
Dalam pelantikan ini pejabat diwajibkan menulis target capaian melalui aplikasi digital AKSI (Aplikasi Kinerja Strategis Institusi) yang memvisualisasikan capaian tersebut lewat videotron membentuk lambang pohon — simbol pertumbuhan berakar kuat dan bertumbuh tegak secara berkelanjutan.
"Seperti pohon terus tumbuh ke atas, capaian kinerja universitas diharapkan berkembang berkelanjutan, memberikan manfaat sekaligus menjadi naungan kemajuan ilmu pengetahuan & kemanusiaan," tuturnya.
Mundakir mengajak seluruh pejabat struktural baru mengedepankan kolaborasi tanpa ego sektoral demi kemajuan universitas serta menjalankan Rencana Strategis & Inovasi dengan penuh kesadaran.
Inovasi penulisan target berbasis digital memungkinkan manajemen kampus memantau real-time capaian program kerja masing-masing unit sehingga memperkuat transparansi dan akuntabilitas kinerja universitas secara keseluruhan.
Editor : Alim Perdana