SURABAYA - Permainan "Koin Jagat", fitur dari aplikasi Jagat yang mengajak pengguna berburu koin virtual untuk ditukar dengan uang tunai, tengah viral di media sosial.
Fenomena tersebut menarik perhatian Dr. Andria Saptyasari, S.Sos., M.A., Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR), yang menyoroti dampak positif dan negatifnya, khususnya bagi generasi muda.
Aplikasi Jagat, yang telah diunduh 5 juta kali sejak diluncurkan pada 2022, menawarkan tiga jenis koin virtual (perunggu, perak, dan emas) dengan nilai tukar mulai dari Rp300.000 hingga Rp100 juta.
Koin tersebar di berbagai lokasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, menantang pengguna untuk menjelajahi kota dalam perburuan harta karun digital ini.
Andria menjelaskan antusiasme masyarakat terhadap Koin Jagat sebagai dampak perkembangan teknologi digital yang tak terhindarkan, terutama bagi mereka yang terhimpit masalah ekonomi.
"Menghilangkan rasa penat sekaligus mendapatkan keuntungan (cuan) semakin menarik bagi mereka," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa reward yang ditawarkan menjadi daya tarik utama, mirip dengan fenomena Pokemon Go yang pernah populer.
Namun, Andria mengingatkan potensi negatif dari fenomena ini. Ia menyebutnya sebagai budaya populer baru yang mungkin akan memudar, tetapi dampaknya terhadap generasi muda perlu diperhatikan.
"Generasi muda bisa menjadi sangat tergantung (kecanduan) pada teknologi ini untuk menghilangkan frustasi dan stres," katanya.
Ia berharap creator game dapat menciptakan permainan yang lebih kreatif dan berdampak positif pada kemampuan bersosialisasi generasi muda.
Lebih jauh, Andria menyoroti potensi perubahan persepsi masyarakat tentang uang dan harta. Perburuan koin virtual dapat menciptakan budaya instan dalam mencari rezeki.
"Ini memunculkan masyarakat instan dalam mencari rezeki, padahal esensi mencari rezeki harusnya berdasarkan pada bagaimana dan mengapa," terangnya. Ia khawatir hal ini dapat membuat generasi muda mudah stres dan depresi.
Selain itu, Andria juga menyoroti kekhawatiran terkait ketergantungan pada aplikasi dan potensi eksploitasi data pribadi.
"Aplikasi selalu meminta data pribadi pengguna, yang merupakan bentuk pengambilan data secara tidak langsung," jelasnya. Hal ini dapat membuat pengguna terikat pada platform dan mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan hubungan dengan keluarga.
Sebagai penutup, Andria menekankan pentingnya perhatian serius terhadap isu-isu etis terkait Koin Jagat, mengingat dampaknya pada privasi dan kesejahteraan pengguna.
Editor : Alim Perdana