SURABAYA — Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengimbau seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Timur untuk tidak menggelar pesta kembang api pada malam pergantian tahun 2025 ke 2026.
Sebagai gantinya, Gubernur Khofifah mengajak seluruh daerah di Jawa Timur untuk menggelar doa bersama secara khidmat, sebagai bentuk refleksi, harapan, dan permohonan keselamatan bagi bangsa dan negara.
Imbauan tersebut disampaikan sebagai wujud empati dan solidaritas atas musibah bencana banjir bandang yang menimpa sejumlah daerah di Indonesia, khususnya di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara, yang menimbulkan korban jiwa serta dampak sosial yang luas.
“Pergantian tahun 2025 - 2026 sepatutnya kita maknai dengan keprihatinan dan doa bersama. Saudara-saudara kita di beberapa daerah sedang mengalami duka dan ujian berat akibat bencana. Sudah sepatutnya kita hadir dengan empati dan kepedulian,” ujar Khofifah.
Menurutnya, doa bersama menjadi simbol kebersamaan nasional, sekaligus momentum memperkuat nilai kemanusiaan, solidaritas, dan spiritualitas dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa ke depan.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga mengingatkan bahwa kondisi cuaca pada akhir tahun masih berpotensi ekstrem, sehingga pergantian tahun lebih tepat diisi dengan doa dan refleksi bersama.
Sebagaimana prediksi BMKG bahwa puncak hujan pada Desember 2025 di Jawa Timur mencapai 20 persen. Sedangkan Januari 2026 mencapai 58 persen dan Februari 2026 mencapai 22 persen.
Gubernur Khofifah berharap seluruh elemen masyarakat, pemerintah daerah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan doa bersama tersebut.
“Mari kita sambut Tahun Baru 2026 dengan doa, harapan, dan kepedulian. Semoga bangsa Indonesia senantiasa dilindungi, dijauhkan dari bencana, dan diberi kekuatan untuk bangkit bersama,” pungkasnya.
Editor : Diday Rosadi