BCA Lestarikan Songket Melayu Sumut! Gelar Pembinaan Pewarna Alam

ayojatim.com
Pelatihan wastra warna alam merupakan wujud komitmen Bakti BCA dalam melestarikan kekayaan budaya Indonesia sekaligus mendorong kewirausahaan komunitas perajin lokal. Foto/Dokumentasi BCA

MEDAN - PT Bank Central Asia Tbk (BCA), melalui Bakti BCA, bersama Perkumpulan Warna Alam Indonesia (Warlami) menggelar pembinaan pembuatan wastra dengan pewarna alam bagi 32 penenun songket Melayu Sumatra Utara di Istana Maimoon, Medan (4-6/11).

Inisiatif ini merupakan wujud dukungan BCA terhadap pelestarian budaya sekaligus pengembangan eco-fashion wastra warna alam di berbagai daerah.

Baca juga: Green SM Hadir di Surabaya, Era Baru Transportasi Ramah Lingkungan Dimulai

Pembukaan program ini dihadiri oleh Seripeduka Sultan Deli XIV Tuanku Mahmud Aria Lamanjiji Perkasa Alam, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Medan Airin Rico Waas, dan Ketua Perkumpulan Warlami Myra Widiono.

Tenun songket Melayu Sumatra Utara memiliki motif yang terinspirasi dari keindahan alam daerah tersebut, dirajut dalam bentuk geometri indah dengan teknik stilasi yang nyaman dipandang.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menyampaikan bahwa pembinaan ini bertujuan untuk membantu para penenun menguasai teknik pewarnaan alam, menggunakan material ramah lingkungan, serta menghasilkan produk tenun berkelanjutan.

“Keindahan tenun songket Melayu Sumatra Utara tidak perlu diragukan lagi. Namun, saat ini banyak penenun belum menguasai teknik pewarnaan berbasis warna alam. Padahal, penggunaan warna alam pada tenun songket Melayu Sumatra Utara dapat menambah daya tarik dan nilai jualnya," kata Hera F. Haryn.

Pelatihan ini melibatkan 32 penenun dari lima komunitas asal Kabupaten Deli Serdang dan Batu Bara, Sumatra Utara. Para penenun diharapkan mampu memahami dan mengimplementasikan pembuatan wastra berbasis warna alam pascapelatihan.

Baca juga: Foton Indonesia Gandeng KALISTA: Percepatan Kendaraan Listrik di Surabaya

Hera menambahkan bahwa tren eco-fashion saat ini membuka peluang bagi tenun songket Melayu Sumatra Utara untuk semakin dikenal luas. Oleh karena itu, para penenun diharapkan dapat mengimplementasikan teknik pewarnaan menggunakan warna alam dan menjaga keberlangsungan agar tenun songket Melayu Sumatra Utara semakin dikenal sebagai kain tradisional ramah lingkungan.

Program pembinaan dari Bakti BCA dan Warlami ini bertujuan untuk mengembalikan tradisi penggunaan warna alam di Sumatra Utara, yang saat ini kian kalah pamor dari pewarna sintetis.

“Keindahan motif tenun songket Melayu Sumatra Utara, serta kualitas tenun, menjadi alasan pemilihan lokasi pembinaan kali ini. Menggandeng para pakar dari Warlami, BCA berharap wawasan dan kesempatan mengembangkan tenun songket Melayu Sumatra Utara berwarna alam yang dibagikan kepada komunitas-komunitas penenun ini terus meluas," jelas Hera.

Baca juga: Feraco Dorong Penggunaan Bahan Bangunan Ber-SNI di HBM Expo 2025

Menurut Market Research Future (2025), nilai pasar pewarna alam dunia dapat mencapai US$7,2 miliar pada 2032 dengan estimasi pertumbuhan per tahun sekitar 8,5% sepanjang 2026-2033. Tren pasar yang semakin memperhitungkan dampak lingkungan dalam proses produksi menjadi pendorong utama popularitas pewarna alam.

Pembinaan di Sumatra Utara ini bukan yang pertama bagi BCA dalam hal dukungan terhadap pengembangan tradisi wastra warna alam Indonesia. BCA pernah menggelar program pembinaan serupa di NTT dan Banten.

 

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru