MALANG – Malang Autism Center (MAC) sukses menggelar Malang Autism Colors 2025 di Malang Creative Center (MCC), Sabtu (25/10/2025).
Acara yang berlangsung selama dua hari ini, pada 25–26 Oktober 2025, merupakan rangkaian perayaan satu dekade MAC yang dimeriahkan dengan pameran karya, pertunjukan seni, seminar edukatif, dan berbagai aktivitas interaktif yang mengusung tema "Kolaborasi Untuk Inklusi".
Baca juga: Mewarnai Dunia, MAC Pameran Lukisan Pertama Penyandang Autisme di Malang Raya
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat membuka acara menyatakan komitmen kuat Pemerintah Kota Malang untuk mendukung anak-anak berkebutuhan khusus.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan Malang Autism Center ini. Ada anak-anak surga yang memang harus kita fasilitasi dengan baik. Alhamdulillah, MCC menjadi tempat luar biasa untuk membimbing dan mengarahkan mereka,” ujarnya.
Wahyu menegaskan kesiapan pemerintah membuka ruang kolaborasi dan memfasilitasi berbagai program pendidikan, pelatihan, hingga penyaluran kerja bagi anak-anak dengan autisme maupun disabilitas lainnya.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak MCC agar fasilitas ini bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma untuk kegiatan pembinaan anak-anak istimewa,” tambahnya.
Lebih jauh, Wali Kota juga menyoroti pentingnya peran bersama antara pemerintah dan dunia usaha dalam memastikan penyandang disabilitas mendapat kesempatan yang setara.
Sebagai bentuk nyata kepedulian, Kota Malang menerima penghargaan Kota Ramah Anak dan Ramah Disabilitas kategori Nindya dari pemerintah pusat.
“Ada kewajiban dari pemerintah dan perusahaan untuk memberikan ruang. Kami akan terus melatih keterampilan dan memfasilitasi mereka agar bisa berperan di dunia kerja,” tegas Wahyu.
Meski mendapat penghargaan, ia menilai ini bukanlah titik akhir, melainkan awal perjuangan untuk meningkatkan layanan inklusif di sektor pendidikan dan sosial.
“Kita masih punya banyak pekerjaan rumah. Tapi penghargaan ini jadi pengingat bahwa kita berada di jalur yang benar. Kami akan terus dampingi anak-anak istimewa agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai potensinya,” katanya.
Baca juga: Jagongan Bareng RLD: Founder MAC Tegaskan Autisme Bukan Penyakit
Pemerintah Kota Malang juga menggandeng para ahli seperti psikiater dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi untuk pendataan dan pendampingan anak berkebutuhan khusus. Pendekatan ini ditargetkan menciptakan sistem pendidikan inklusif dan berkelanjutan, khususnya bagi penyandang autisme.
“Kami ingin membangun kolaborasi yang kuat antara sekolah, tenaga pendidik, dan ahli psikologi agar pendampingan bisa berjalan menyeluruh. Guru-guru juga kami dorong terus belajar dan memahami karakter anak-anak istimewa,” jelas Wahyu.
Beberapa sekolah di Malang telah meraih penghargaan Smart City Award atas keberhasilan menyediakan lingkungan inklusif, termasuk program pemeliharaan ikan dan kelas memasak yang mendorong interaksi sosial dan pengembangan minat anak-anak autis.
Wahyu kembali menegaskan bahwa pemerintah akan memperkuat kerjasama lintas sektor, baik dengan MAC maupun pihak swasta, guna mewujudkan Malang sebagai kota ramah bagi semua, termasuk anak-anak dengan autisme.
Founder dan CEO Malang Autism Center, Mohammad Cahyadi, menyambut baik komitmen ini.
“Terus terang, ini sangat men-trigger kami di MAC untuk segera menyusun proposal tindak lanjut. Kami akan mengajukan permohonan dukungan kepada Pemkot Malang, khususnya untuk menghadirkan sekolah inklusi khusus anak-anak autisme,” ujarnya.
Baca juga: Koperasi Merah Putih Randugading Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Sosialisasi Pupuk
Cahyadi menilai Malang memiliki potensi besar menjadi pionir pendidikan inklusif berbasis autisme di Jawa Timur.
“Kami ingin sekolah ini bukan hanya tempat belajar, tapi ruang tumbuh, berinteraksi, dan berdaya bagi anak-anak autisme. Model seperti ini sudah banyak di Jakarta, dan kami yakin bisa diterapkan di Malang dengan sentuhan lokal,” tambahnya.
Dia juga menekankan bahwa pendidikan inklusif harus mengedepankan empati, kesetaraan, dan kesempatan yang sama bagi semua anak.
“Kami ingin Kota Malang jadi pionir di Jawa Timur dalam menghadirkan sekolah inklusi yang benar-benar fokus pada anak-anak autisme. Ini bukan hanya soal pendidikan, tapi soal memberi ruang dan kesempatan setara untuk mereka berkembang,” tutup Cahyadi.
Malang Autism Colors 2025 bertujuan meningkatkan kesadaran, edukasi, dan inklusi terhadap individu dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Diharapkan masyarakat lebih memahami dan menerima mereka sehingga dukungan dapat optimal untuk pertumbuhan dan partisipasi aktif anak-anak dengan ASD dalam masyarakat.
Editor : Amal Jaelani