Senator Lia Istifhama Dorong Politeknik Cetak SDM Vokasi Tangguh untuk Pasar Kerja Global

ayojatim.com
Senator Lia Istifhama menjadi pembicara Sentrinov ke-11 tahun 2025, yang digelar di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). foto: B59.

SURABAYA – Anggota DPD RI Dapil Jawa Timur, Lia Istifhama, mendorong perguruan tinggi vokasi, khususnya Politeknik di Indonesia, untuk semakin fokus menyiapkan lulusan dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang mampu bersaing di pasar kerja global.

Hal itu disampaikannya dalam Sentrinov ke-11 tahun 2025, yang digelar di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Kamis (26/9/2025).

Baca juga: Rapat Bersama Kemensos, Senator Lia Istifhama Perjuangkan PBI JKN Dicover Pusat

Acara tersebut dihadiri jajaran Forum Direktur Politeknik se-Indonesia (FDPNI), Indonesian Society of Applied Science (ISAS), serta 200 dosen dan calon guru besar dari berbagai politeknik di Indonesia.

Mulai dari Politeknik Negeri Samarinda, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Sriwijaya, hingga Politeknik Negeri Bali.

Dalam kesempatan itu, Ning Lia sapaan Lia Istifhama menekankan lulusan SMA/SMK lebih rentan menganggur, sehingga solusi terbaik adalah melanjutkan pendidikan ke politeknik.

Berdasarkan data, terdapat lebih dari 397 ribu lulusan SMA/SMK yang berpotensi menganggur, sementara jumlah pengangguran laki-laki mencapai 445 ribu orang, ditambah pengangguran perempuan yang juga tinggi.

“Politeknik harus menjadi ruang bagi Gen Z untuk memperkuat ilmu, keterampilan, dan keyakinan diri. SDM vokasi yang unggul akan mampu mengisi peluang global sekaligus menjadi motor kemandirian bangsa,” ujar Ning Lia.

Doktor Ekonomi Islam tersebut menjelaskan pendidikan vokasi merupakan kunci menghadapi era Indonesia Emas 2045.

Baca juga: Prihatin Kebakaran di Wonocolo, Senator Lia Istifhama Ingatkan Pentingnya Akses Gang dan APAR Aktif

Menurutnya, SDM harus mampu membaca peluang global dan beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja.

Ia mencontohkan, saat ini negara-negara di Eropa mengalami kekurangan tenaga kerja dari generasi muda (Gen Z).

Hal ini membuka peluang besar bagi lulusan Politeknik Indonesia untuk tampil di kancah internasional. Namun, Ning Lia mengingatkan masih banyak terjadi mismatch antara keterampilan lulusan dan kebutuhan dunia kerja.

“Lulusan Politeknik wajib menguasai preferensi global agar bisa bersaing. Jangan sampai kita hanya mengisi posisi yang kurang strategis, sementara peluang besar di bidang teknik dan teknologi diambil tenaga kerja asing,” tegasnya.

Baca juga: Harapan Senator Lia Istifhama untuk Menpora Erick Thohir: Pemuda dan Olahraga Harus Berjalan Seiring

Ning Lia juga menyontohkan di sektor perkapalan Eropa, di mana tenaga kerja Indonesia lebih banyak ditempatkan sebagai koki daripada teknisi mesin.

Begitu pula di Arab Saudi, meski mayoritas jemaah haji berasal dari Indonesia, tenaga kerja yang memenuhi kebutuhan jamaah justru berasal dari negara lain.

Potensi di beberapa negara harusnya bisa diambil oleh lulusan Politeknik terlebih Presiden Prabowo sudah membuka dengan kerjasama Hubungan Indonesia-Uni Eropa melalui perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Editor : Diday Rosadi

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru