Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jadikan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Momentum Meneguhkan Damai dan Kerukunan

ayojatim.com
Gubernur Khofifah mengajak masyarakat meneladani figur Nabi Muhammad SAW. foto: KIP for ayojatim.

SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momentum memperkuat semangat kedamaian dan kerukunan.

Menurutnya, ajaran Nabi Muhammad SAW selalu relevan di tengah dinamika kehidupan bangsa dan dunia yang majemuk.

Baca juga: Masyarakat Datangi Gedung Grahadi Beri Dukungan Moril kepada Gubernur Khofifah

“Maulid Nabi bukan sekadar peringatan kelahiran Rasulullah, tetapi juga saat kita merenungkan kembali teladan beliau. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bagaimana hidup dalam damai, saling menghormati, dan menjaga kerukunan meski dalam perbedaan,” kata Khofifah.

Khofifah menekankan bahwa Rasulullah SAW berhasil menyatukan masyarakat Arab yang kala itu terpecah karena konflik kesukuan. Hal ini menjadi contoh penting bagi Indonesia yang kaya akan keberagaman suku, budaya, dan agama.

“Beliau memberikan teladan nyata bahwa persaudaraan tidak mengenal batas etnis maupun agama. Prinsip yang dibangun adalah harmoni, solidaritas, dan kasih sayang,” ucap Khofifah.

Ia juga mengingatkan salah satu sabda Nabi, yang diriwayatkan Imam Bukhari. Yakni, “Seorang Muslim sejati adalah orang tidak menyakiti orang lain, baik melalui ucapan (lisan), maupuin perbuatan (tangan) mereka, sehingga sesama Muslim merasa aman dari mereka.

Baca juga: Arahan Presiden, Gubernur Khofifah Terbitkan SE Perkuat Upaya Pencegahan Gangguan Keamanan dan Ketertiban di Jawa Timur

Implementasi ajaran damai Nabi Muhammad SAW bisa dimulai dari hal kecil. Menjaga ucapan, menghargai perbedaan, serta menahan diri dari tindakan yang menyakiti orang lain. Lebih jauh, kerukunan juga berarti memperkokoh solidaritas sosial, membantu sesama tanpa memandang latar belakang, serta menguatkan semangat persaudaraan sebangsa.

Dalam konteks bangsa Indonesia, Khofifah menyebut nilai-nilai Maulid Nabi SAW selaras dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Keragaman suku, agama, dan budaya harus dilihat sebagai anugerah, bukan pemicu pertentangan. Meneladani Nabi berarti menjadikan keberagaman itu sebagai kekuatan untuk membangun persatuan.

Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu menyatakan, pesan ini sangat relevan di era digital saat ini, ketika ujaran kebencian dan fitnah mudah menyebar melalui media sosial. “Kalau pesan ini benar-benar kita terapkan, maka tidak ada lagi perpecahan yang dipicu oleh kata-kata yang menyakiti. Justru yang lahir adalah suasana penuh kedamaian dan kerukunan,” tegas Khofifah.

Baca juga: Masyarakat Temui Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Doakan Kuat Memimpin Jawa Timur

Ia juga mengungkapkan, Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Ajaran itu tidak hanya mengatur hubungan antarmanusia, tetapi juga menekankan pentingnya menjaga lingkungan dan menebar kebaikan bagi semua makhluk.

Ia berharap peringatan Maulid Nabi tahun ini semakin memperkokoh tekad masyarakat Jawa Timur untuk menjaga kebersamaan dan merawat harmoni di tengah perbedaan. “Kerukunan adalah kunci kemajuan. Mari kita jadikan Maulid Nabi sebagai sumber inspirasi untuk merawat Indonesia yang damai dan penuh persaudaraan,” pungkasnya.

Editor : Diday Rosadi

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru