Jebakan IPK Tinggi, Mengapa Predikat Cum Laude Tak Lagi Menjamin Kesuksesan?

ayojatim.com
Prof Juliana Anggono, Wakil Rektor bidang Akademik Petra Christian University (PCU). Foto: Ayojatim/Humas PCU

SURABAYA - Di tengah gemerlap toga dan transkrip nilai yang hampir sempurna, fenomena kenaikan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Indonesia terus menjadi sorotan serius para akademisi dan pelaku industri.

Apakah lonjakan angka IPK ini sebuah kemajuan atau justru sebuah peringatan bagi dunia pendidikan tinggi?

Baca juga: PCU Kembali Raih Gelar Kampus Terbaik di Jatim Versi QS WUR 2026

Prof Juliana Anggono, Wakil Rektor bidang Akademik Petra Christian University (PCU), mengungkapkan bahwa tren kenaikan IPK mulai terlihat sejak pandemi COVID-19.

"Fenomena inflasi IPK ini ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, digitalisasi pembelajaran meningkatkan kapasitas belajar mahasiswa, namun di sisi lain, ada kekhawatiran mengenai validitas nilai akibat inflasi akademik,” jelas pakar Teknik Mesin dan ahli green manufacturing ini pada Senin (07/7/2025)..

Prof Juliana menuturkan bahwa IPK tinggi tidak otomatis mencerminkan kualitas kompetensi lulusan. Standar penilaian yang longgar dan rubrik asesmen yang belum seragam menjadi faktor utama.

“Dunia kerja menuntut kemampuan konkret seperti problem solving, kolaborasi, dan adaptasi, bukan hanya cap cum laude di depan nama,” tuturnya.

Baca juga: ITS dan SMA Unggulan CT Arsa Foundation Jalin Kerja Sama, Buka Akses Pendidikan Tinggi bagi Siswa Prasejahtera

Dalam konteks kurikulum, Petra Christian University mengadaptasi pendekatan Whole Person Education.

Tidak hanya nilai akademik, namun pengembangan soft skill, spiritual, sosial, dan emosi menjadi aspek yang dinilai melalui program Service-Learning dan kegiatan mahasiswa yang diwajibkan untuk memenuhi Satuan Kredit Kegiatan Kemahasiswaan (SKKK).

“Hal ini agar lulusan siap menghadapi tantangan profesional dan bisnis secara holistik,” tambah Prof Juliana.

Baca juga: UNAIR di Bawah Kepemimpinan Baru, Komitmen Wujudkan Pendidikan Berkelanjutan dan Berdampak

Rektor PCU, Prof Djwantoro Hardjito, mendukung penuh komitmen universitas dalam mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual sebagai Global Socioleaders.

Fenomena inflasi IPK di Indonesia menjadi tantangan besar, bukan hanya untuk menjaga angka prestasi, tetapi memastikan angka tersebut berdiri di atas fondasi kompetensi yang nyata dan relevan dengan kebutuhan dunia profesional saat ini.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru