Menjadikan Tahun Baru Hijriyah sebagai Momentum Perbaikan Kepemimpinan Sekolah Islam di Era Digital

ayojatim.com

Oleh: Ulul Albab
Ketua ICMI Jawa Timur, Pendidik, dan
Mantan Rektor PTS di Jatim

"Beberapa waktu lalu, saya menulis artikel berjudul “Kado Istimewa di Tahun Baru Islam: Sekolah Islam Lampaui Sekolah Negeri”

Baca juga: Sambut Tahun Baru 1447 H, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jadi Pribadi Lebih Baik

KALI ini, saya ingin melanjutkan tulisan tersebut dalam bentuk serial sebagai bahan refleksi dan inspirasi untuk menjadikan tahun baru hijriyah ini sebagai momentum kebangkitan bagi sekolah-sekolah Islam. Tulisan ini merupakan serial kedua.

Saya percaya bahwa kepemimpinan di lembaga pendidikan Islam lebih dari sekadar peran administratif; ini adalah amanah peradaban. Terlebih di era digital yang serba cepat ini, nilai-nilai luhur harus tetap diperjuangkan dan dipertahankan.

Oleh karena itu, kepemimpinan pendidikan dituntut untuk cerdas dalam menavigasi perubahan, sambil kokoh menjaga dan menentukan arah yang benar.

Sebagai mantan rektor di perguruan tinggi yang cukup dikenal dan sebagai pendidik, saya merasakan pentingnya pembaruan dalam arsitektur kepemimpinan pendidikan. Sebagai Ketua ICMI, saya melihat ini bukan hanya kebutuhan institusi, melainkan juga panggilan umat, terutama dalam membentuk generasi Islam yang tidak hanya kuat dalam akidah, tetapi juga tangguh dalam sains dan peradaban global.

Tantangannya tidak kecil. Digitalisasi membawa perubahan besar, mulai dari cara belajar dan berpikir, hingga cara orang tua menilai keberhasilan sebuah sekolah. Namun, di tengah arus deras inilah, kualitas kepemimpinan diuji.

Izinkan saya berbagi catatan tentang kepemimpinan untuk dipertimbangkan dan dikembangkan di sekolah-sekolah Islam sebagai upaya untuk menjaga relevansi sekolah Islam di tengah perubahan. Setidaknya ada empat konsep kepemimpinan yang ingin saya bagi dalam artikel ini.

1. Kepemimpinan Berbasis Visi Peradaban

Pemimpin sekolah Islam saat ini adalah perancang masa depan umat. Tugasnya tidak hanya menyusun kalender akademik atau meraih nilai akreditasi, tetapi juga memproyeksikan visi jauh ke depan: mencetak insan robbani yang mencerahkan dunia.

Kurikulum, rekrutmen guru, dan atmosfer sekolah semua harus terhubung dengan visi membentuk manusia unggul dalam ilmu, luhur dalam akhlak, dan sebagai solusi bagi masalah umat dan bangsa. Oleh karena itu, kepemimpinan harus bersifat strategis dan visioner, bukan reaktif.

2. Kepemimpinan Digital yang Cerdas dan Bermakna

Saya sering menekankan bahwa pemimpin sekolah saat ini harus memahami teknologi. Tidak perlu menjadi programmer, tetapi minimal memahami Learning Management System, Artificial Intelligence dalam pendidikan, dan pemanfaatan big data.

Baca juga: Kami Mau Hentikan Kepura-puraan

Lebih dari itu, pemimpin digital harus mampu menjaga esensi. Teknologi harus dimaknai sebagai alat yang mendukung proses pembelajaran dan nilai. Sekolah Islam tetaplah ruang adab, sehingga yang dibutuhkan adalah integrasi, bukan adopsi buta.

3. Kepemimpinan Kolaboratif dan Jaringan Ekosistem

Kita hidup di zaman yang menuntut kolaborasi lintas batas. Pemimpin pendidikan Islam harus mampu menjalin kerja sama dengan banyak pihak, mulai dari guru, wali murid, alumni, pesantren, dunia usaha, hingga institusi global.

Sekolah Islam akan maju bukan hanya karena fasilitasnya, tetapi juga karena jejaring ekosistem yang dibangunnya. Terdapat ruang sinergi, pertukaran, mentoring, dan internasionalisasi yang harus dikembangkan oleh para pemimpin pendidikan kita.

4. Kepemimpinan Spiritual yang Visioner dan Lentur

Nilai-nilai Islam harus tetap menjadi fondasi. Pemimpin sekolah Islam adalah cermin keteladanan akhlak, bukan sekadar instruktur kurikulum. Namun, di saat yang sama, ia juga harus lentur dalam strategi, dapat menerima kurikulum internasional, memanfaatkan platform global, sambil tetap menanamkan nilai Qur’ani dalam setiap aktivitas.

Baca juga: Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman Selama Libur Panjang Tahun Baru Islam

Ia tidak membenturkan antara IPTEK dan IMTAQ, tetapi menjadikannya dua sayap yang mengangkat siswa menuju peradaban tinggi, karena ruh Islam adalah kemajuan yang berpijak pada tauhid.

Kepemimpinan sebagai Ladang Dakwah

Tugas memimpin sekolah Islam adalah medan dakwah, bentuk jihad intelektual yang sesungguhnya, yaitu membentuk generasi masa depan dengan ilmu, iman, dan karakter.

Dalam momentum Tahun Baru Hijriyah ini, saya mengajak semua pimpinan lembaga pendidikan Islam untuk melakukan hijrah kepemimpinan. Dari yang birokratis menuju inovatif, dari sekadar pelaksana menjadi pemikir, dan dari rutinitas menuju visi besar.

Saya percaya bahwa para pemimpin sekolah Islam memiliki potensi luar biasa. Yang diperlukan hanyalah keberanian untuk belajar ulang, membangun kolaborasi, dan membuka cakrawala baru tentang pendidikan Islam yang progresif.

ketika para pemimpin sekolah Islam berubah, maka sekolah akan ikut berubah. Dari sekolah yang unggul, akan lahir generasi umat yang mencerahkan zaman.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru