Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Pupuk Kaltim Siapkan Stok Pupuk Subsidi Lebih dari 257 Ribu Ton

Reporter : Alim Perdana
Dengan kapasitas produksi sebesar 3.430.000 ton per tahun untuk Urea dan 300.000 ton per tahun untuk NPK, Pupuk Kaltim optimistis mampu memenuhi kebutuhan pupuk petani baik subsidi maupun non subsidi. Foto/Ayojatim

SURABAYA - Sebagai upaya mendukung target pemerintah dalam mencapai swasembada pangan, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memperkuat komitmennya dengan menyiapkan stok pupuk bersubsidi lebih dari 257 ribu ton hingga awal tahun 2025. Langkah ini sejalan dengan arahan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendorong ketahanan pangan nasional.

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, menyatakan bahwa sebagai produsen pupuk Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, Pupuk Kaltim terus memastikan ketersediaan pupuk berkualitas bagi petani.

Baca juga: Pupuk Indonesia Dukung Penuh Penegakan Hukum Kasus Penyelewengan Pupuk Subsidi di Ngawi

“Kami optimis dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani sepanjang tahun 2025, baik untuk pupuk subsidi maupun nonsubsidi,” ujar Soesilo.

Stok Pupuk Subsidi Siap Disalurkan

Hingga 16 Maret 2025, Pupuk Kaltim telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 257.212 ton, yang terdiri dari:

  • 215.430 ton pupuk Urea,
  • 21.834 ton pupuk NPK Phonska, dan
  • 19.948 ton pupuk NPK Kakao.

Stok ini akan disalurkan ke wilayah tanggung jawab distribusi Pupuk Kaltim, meliputi Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Sementara untuk pupuk NPK Formula Khusus, Pupuk Kaltim bertanggung jawab memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia.

Tahun ini, Pupuk Kaltim mendapat penugasan untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi sebanyak 1.139.021 ton Urea, 370.742 ton NPK Phonska, dan 147.798 ton NPK Kakao dari total alokasi pupuk subsidi nasional sebesar 9,55 juta ton.

Realisasi Penyaluran Pupuk Subsidi

Hingga 16 Maret 2025, Pupuk Kaltim telah menyalurkan 222.040 ton pupuk bersubsidi, yang terdiri dari:

  • 155.068 ton pupuk Urea (14% dari alokasi),
  • 56.250 ton pupuk NPK Phonska (15% dari alokasi), dan
  • 10.722 ton pupuk NPK Formula Khusus (7% dari alokasi).

Dengan capaian ini, Pupuk Kaltim optimistis dapat memenuhi target produksi tahun 2025 sebesar 6.425.000 ton.

Baca juga: Stok Pupuk Bersubsidi di Majalengka Aman, Pupuk Indonesia Pastikan Distribusi Lancar

“Kapasitas produksi kami mencapai 3.430.000 ton per tahun untuk Urea dan 300.000 ton per tahun untuk NPK. Ini menjadi modal kuat kami dalam memenuhi kebutuhan pupuk petani,” tambah Soesilo.

Dukung Industri Petrokimia Nasional

Selain fokus pada produksi pupuk, Pupuk Kaltim juga berperan aktif dalam mendorong kemandirian industri petrokimia nasional. Salah satu langkah strategisnya adalah pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia, yang berlokasi di kawasan industri PT Kaltim Industrial Estate, Bontang, Kalimantan Timur.

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 300.000 metrik ton per tahun dan berpotensi mengurangi ketergantungan impor soda ash, yang digunakan dalam produksi kaca, tekstil, dan komoditas penting lainnya.

Selain itu, pabrik ini juga akan menghasilkan produk sampingan amonium klorida sebanyak 300.000 metrik ton per tahun, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.

Baca juga: Hati-hati! Jual Pupuk Subsidi di Atas HET, Bisa Masuk Bui!

Pabrik soda ash ini juga mendukung ekonomi sirkular dengan menyerap 170.000 ton karbon dioksida (CO2) per tahun sebagai bahan baku. Diharapkan pabrik ini dapat beroperasi penuh pada akhir 2027 dan menyerap lebih dari 800 tenaga kerja, termasuk tenaga kerja lokal.

Komitmen Pupuk Kaltim untuk Pertanian dan Industri

Soesilo menegaskan bahwa Pupuk Kaltim berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan mendorong kemandirian industri petrokimia nasional.

“Melalui inovasi dan penerapan teknologi, kami berharap dapat mendukung program-program prioritas pemerintah, termasuk swasembada pangan dan hilirisasi industri,” tutupnya.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Pupuk Kaltim tidak hanya memastikan ketersediaan pupuk berkualitas bagi petani, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri nasional yang berkelanjutan.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru