Gus Ubaid: Saatnya Generasi Muda NU Mendapatkan Kesempatan

Reporter : Alim Perdana
Ketua Umum FJN, Muhamad Didi Rosadi, menyerahkan penghargaan kepada Gus Ubaid. Foto/Ali Masduki

SURABAYA – Ubaidillah Amin, yang lebih dikenal sebagai Gus Ubaid, baru-baru ini menerima penghargaan sebagai Tokoh Nahdliyin Inspiratif 2024 dari Perkumpulan Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) di Surabaya.

Dalam momen bersejarah ini, Gus Ubaid menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan di Nahdlatul Ulama (NU) dan mendorong generasi muda untuk lebih aktif berkontribusi.

Baca juga: Deni Prasetya Bangkitkan Semangat Ketahanan Pangan kepada Kader Ansor Jatim

"Saya mengucapkan terima kasih kepada FJN atas penghargaan ini," ungkap Gus Ubaid saat menerima penghargaan tersebut. Ia mengaku terkejut dan merasa belum cukup berbuat untuk pantas menerimanya.

"Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk para kader muda NU yang telah saya bimbing," tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Gus Ubaid menyampaikan keprihatinan terhadap dinamika kepemimpinan di NU.

"Maaf ya, mungkin saya agak kurang sopan kepada para senior, tetapi regenerasi di NU sangat penting. Banyak yang sudah berusia di atas 60 tahun, dan sudah saatnya mereka memberikan kesempatan kepada generasi muda," ujarnya.

Ia menekankan bahwa para senior seharusnya berperan sebagai mentor, bukan terus memegang jabatan.

Gus Ubaid juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang stagnasi di kalangan generasi muda NU.

"Kapan generasi muda NU akan muncul? Banyak anak muda yang hanya sampai menjadi tenaga ahli atau di LSM. Itu yang kurang saya sukai," tuturnya.

Untuk itu Gus Ubaid mendorong para senior untuk legowo memberikan ruang bagi generasi muda untuk berkarya.

Usulan Pembatasan Kepemimpinan

Sebagai langkah konkret, Gus Ubaid menyarankan agar kepemimpinan di NU dibatasi, misalnya maksimal tiga periode.

Baca juga: Aji Kurniawan, Petani Milenial Komitmen Bela Petani Tebu

"Banyak senior kita yang menjabat di NU juga memiliki pesantren. Sampai kapan terus menjadi pejabat? Kapan kembali mengurus pesantren?" imbuhnya. Ia berharap agar para pemimpin NU dapat kembali fokus pada pengelolaan pesantren mereka.

Gus Ubaid berharap penghargaan yang diterimanya dapat menjadi motivasi bagi generasi muda NU untuk lebih berani tampil dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa, tidak hanya di bidang keagamaan, tetapi juga di berbagai bidang lainnya.

"Generasi muda harus berani mengambil peran dan menunjukkan kontribusi mereka," tegasnya.

Apresiasi dari FJN

Dalam momentum Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, FJN memberikan apresiasi kepada 12 orang Nahdliyin yang dinilai menginspirasi.

Ketua Umum FJN, Muhamad Didi Rosadi, menjelaskan bahwa penghargaan ini memasuki tahun ke-5 dan tetap mempertahankan prinsip independen dan imparsial dalam pemberian apresiasi.

Baca juga: Aji Kurniawan, Petani Milenial Komitmen Bela Petani Tebu

"Kami tidak ada komunikasi dengan para kandidat. Seluruhnya hasil riset dan diskusi ketat sahabat-sahabat di FJN," kata Diday.

Kriteria utama penerima penghargaan ini adalah kader NU atau setidaknya pengamal Ahlussunah wal Jamaah An Nahdliyah.

"Mayoritas penerima apresiasi ini adalah tokoh asal Jawa Timur atau mereka yang punya irisan sejarah dengan Jawa Timur," tambahnya.

Dengan semangat regenerasi dan dorongan untuk generasi muda, Gus Ubaid berharap agar NU dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan tantangan zaman.

Penghargaan yang diterimanya bukan hanya sebuah pengakuan, tetapi juga sebuah panggilan untuk lebih aktif dalam memajukan organisasi dan masyarakat.

Generasi muda NU diharapkan dapat mengambil peran yang lebih besar dalam kepemimpinan dan kontribusi bagi bangsa.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru