Indonesia Perlu Revolusi Raga

Reporter : Alim Perdana
Harryadin Mahardika, CEO and Co-Founder Fitness Plus Indonesia. Foto/Dok Pribadi

SURABAYA - Muda, inklusif dan visioner. Tiga kata ini tepat menggambarkan seorang Harryadin Mahardika. Adin, begitu pria murah senyum ini biasa disapa, lahir di Madiun, 14 Agustus 1980.

Adin menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan melanjutkan studi S2 Magister Manajemen di Universitas Indonesia. Lalu melanjutkan studi S3 di Monash University, Australia jurusan Bisnis dan Ekonomi.

Baca juga: Menjaga Kesehatan Tubuh di Bulan Ramadhan

“Saat studi S3 ini, saya menjadi peneliti bidang behavioural economics yang sempat bekerja di behavioral lab Monash University,” ungkap Adin, dalam perbincangan dengan Independent Observer, Senin, 3 Februari 2025.

Kecintaan pada dunia pendidikan, mendorong Adin pernah menjadi tenaga pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, dan bahkan pernah menjadi Director for Magister Manajemen and MBA Program di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Indonesia.

Setelah tidak lagi menjadi akademisi, Adin menemukan dunia baru, dengan terjun ke dunia politik. Tercatat Adin pernah menjadi juru bicara ekonomi untuk tim pemilihan presiden pasangan Prabowo-Sandi di tahun 2019.

Bahkan Adin ikut membantu merancang masterplan Food Estate di Kementrian Pertahanan. Tak hanya itu, Adin pun diminta menjadi Direktur Pemasaran di PT Agro Industri Nasional (PT Agrinas). PT Agrinas adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi pangan, perikanan, energi, dan konservasi.

Bukan Adin namanya, jika tidak mencari tantangan baru. Dan ternyata, Adin menemukan passion terbesarnya adalah dunia bisnis.

Tahun 2021, saat Covid-19 masih melanda dunia termasuk Indonesia, Adin berani membuat keputusan penting dengan terjun ke dunia bisnis, tepatnya di industri kebugaran, namanya Fitness Plus bersama partner bisnis, Dith Satyawan.

Di bisnis ini, Adin membuat ekosistem bisnis kebugaran yang terintegrasi, mulai dari gym, produksi alat, pembuatan apps, pembuatan sistem manajemen, sampai dengan digital marketing dan manajemen konten.

Bahkan untuk mengoptimalkan penjualan, pada tahun 2023, Adin dan rekannya mulai menggunakan bigdata yang berasal dari aplikasi dan sistem informasi yg dimiliki clubnya.

Pola yang ia temukan dalam bigdata, diolah lebih lanjut untuk didekati dengan behavioural economics untuk mempengaruhi keputusan para member. Tahun 2024, Adin mengembangkan lagi analisisnya menggunakan Artificial Intelligence (AI).

Harus diakui dengan terobosan yang dilakukannya, Adin berhasil merevolusi industri kebugaran tanah air dengan bantuan behavioural economics, bigdata dan AI.

Sampai dengan tahun 2025, Harryadin dan partnernya telah mengoperasikan 25 club Fitness Plus di 8 kota dengan total seluruh member lebih dari 50.000 orang.

Baca juga: Golfer Harus Tahu! Manfaat dan Tips Bermain Golf Saat Berpuasa

Bahkan Adin berani mengklaim bahwa Fitness Plus saat ini menjadi salah satu mega gym lokal dengan pertumbuhan paling pesat saat ini, berkat input hasil analisis perilaku konsumen dari bigdata dan AI.

Dengan melihat pasar industry kebugaran yang masih luas, saat ini Adin berencana meluaskan industri kebugaran ke seluruh Indonesia dengan program One Village One Gym.

“Saya meyakini bahwa negara yang kuat harus ditopang oleh masyarakat yang sehat dan melek kesehatan,” ungkap CEO PT Fitness Plus Indonesia.

Karena itu, Adin menargetkan untuk membuat konsep gym yang cepat bisa direplikasi, terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, dan menguntungkan sehingga bisa berkelanjutan.

Meski memiliki kesibukan yang bejibun di dunia bisnis, hingga hari ini, Adin masih aktif memberikan konsultasi bisnis melalui Unlimited Insights & Co (UI&Co). Bidang keahliannya meliputi dinamika persaingan, pemasaran digital, desain penelitian eksperimen, adopsi teknologi baru, dan ekonomi perilaku.

Para kliennya adalah perusahaan milik negara, startup, dan perusahaan multinasional di Indonesia.

Adin mengusulkan kepada pemerintahan Prabowo untuk memulai Revolusi Raga. Hal ini berdasar hasil riset Survego yang menemukan bahwa angka obesitas penduduk dewasa di Indonesia telah mencapai hampir 25%. Artinya 1 dari 4 orang Indonesia mengalami obesitas. Angka ini naik dua kali lipat dibanding satu dekade yang lalu.

Baca juga: Duta Psikologi Unair Gelar Karantina Edukasi Kesehatan di Fitnessworks Graha Sa

Selain angka obesitas, juga terjadi penurunan angka kebugaran penduduk Indonesia. Hanya sekitar 31% penduduk dewasa yang menyatakan dirinya fit dan bugar, serta percaya diri dengan kesehatan dan penampilannya. Ini turun dibanding tahun 2018 sebelum masa Covid-19.

Angka-angka ini menurut Adin cukup mencemaskan, dan pemerintah Prabowo punya tugas yang berat untuk membalikkan keadaan. Revolusi Raga ala Harryadin Mahardika menitikberatkan pada ketersediaan sarana latihan kebugaran yang harganya terjangkau dan mudah diakses dimana-mana.

Tidak hanya di kota-kota, tapi juga di pelosok daerah. Jika Revolusi Raga berhasil dijalankan, Indonesia bisa mendapatkan banyak keuntungan, diantaranya akan mengurangi biaya subsidi kesehatan, meningkatkan kebahagiaan masyarakat, meningkatkan prestasi olahraga, dan yang terpenting meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kesehatan dan penampilannya.

Program One Village One Gym yang digagas Harryadin Mahardika akan menjadi stimulus awal bagi Revolusi Raga, sehingga diharapkan akan diikuti langkahnya oleh pemerintah dan swasta dalam skala yang berlipat ganda.

Sukses selalu, Adin!

 

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru